webnovel

Yang Kau Cari Ada di Dekatmu

Lembaran kertas putih yang jumlahnya tiga berisi informasi data tentang tiga orang yang berkaitan dengan penyelidikan kembali kasus kematian Direktur Grup J. Ara, seorang wanita yang ditakuti itu membaca lembaran-lembaran tersebut sambil duduk di sofa hitam. Seorang anak buahnya berdiri dari dekat sofa.

"Mereka masih pelajar? Aku tidak menyangka."

"Iya. Dua orang perempuan itu membantu penyidikan," sahut pria yang merupakan anak buah Ara.

Membaca tempat di mana sekolah Youngjoo dan Yunsoul mengingatkan Ara pada orang yang diketahuinya sekolah di tempat itu juga. Jaehyun.

Ketenangan Ara terganggu oleh kedatangan anak buahnya yang lain sedang menghentikan seorang pemuda yang menerobos masuk menemuinya.

"Anda tidak bisa bertemu Ketua," sergah salah seorang anak buah Ara.

"Ketua tidak bisa diganggu sekarang," tambah yang lainnya. Mereka berdua berusaha menghentikan langkah Jaehyun. Namun, pemuda itu tidak mengubrisnya.

Pria yang berdiri di dekat tempat duduk Ara menghampiri Jaehyun. Menjulurkan lengan kanannya, menghentikan langkah pemuda yang sekarang menyorot tajam Ara. Merasa terganggu, Jaehyun melirik dingin pada pria berpakaian seperti pengawal.

Akan terjadi perkelahian. Ara mencegah hal itu. "Biarkan dia."

Anak buah Ara menarik kembali lengan kanan yang dijulurkannya menghalangi Jaehyun.

"Tinggalkan kami," perintah Ara kemudian.

Sekarang Jaehyun duduk di sofa yang berbeda dengan Ara. Sebenarnya ia tidak suka berurusan dengan Ara. Wanita yang sangat angkuh menurutnya.

"Kau hanya punya waktu lima menit berbicara denganku." Ara melihat jam tangannya. "Sudah tiga puluh detik berlalu."

"Baiklah." Jaehyun menatap serius. "Aku ingin tahu apa yang sudah kau dapatkan? Apa kau tahu ada di mana Crs-Light?"

"Apa yang selama ini kau lakukan, Jung Jaehyun? Kau bahkan tidak mampu mencari benda itu. Kau hanya sibuk bermain dengan serigala bodoh. Bukankah begitu?"

Jaehyun marah. Merasa direndahkan dengan respon Ara. "Benar. Sekarang katakan saja di mana benda itu? Aku tahu kau punya informasinya. Sebagai kaum yang sama, kita harus bekerja sama."

Ara tersenyum singkat.

"Kau hidup lebih lama dariku. Kau pasti tahu kapan blackmoon terjadi. Katakan semuanya," desak Jaehyun.

"Di dalam USB itu ada data penting. Kalendar perhitungan blackmoon dan... prediksi keberadaan Crs-Light." Ara melirik Jaehyun.

"Berikan USB itu."

"Tidak ada padaku. Kenapa kau tidak tanyakan pada orang-orang ini."

Lembaran kertas putih disimpan Ara di atas meja. Jaehyun mengambilnya. Ia tidak percaya melihat siapa yang dimaksud Ara. "Mereka..."

"Ternyata benar penilaianku. Kau bodoh, Jaehyun. Informasi yang kau cari berada di dekatmu, tapi kau tidak mengetahuinya."

***

Tidak hanya menghabiskan waktu berdua untuk menonton film, Yunsoul dan Taeil juga melakukan hal lain. Pergi ke restoran cepat saji, namun di sana Taeil tidak makan sedikit pun. Awalnya Yunsoul merasa tidak enak karena makan sendirian. Taeil kemudian beralasan kalau ia masih kenyang.

Selesai dari tempat tersebut, mereka berdua masuk ke sebuah mall. Mengunjungi toko pakaian, buku, boneka, aksesoris, dan lainnya. Yunsoul tidak berniat membeli. Ia cuma ingin melihat-lihat saja.

"Katakan saja kau ingin apa? Akan kubelikan."

Yunsoul menolak. "Tidak ada yang aku inginkan."

Taeil mengulum senyum ketika memperhatikan Yunsoul yang tengah mengelus-ngelus sebuah boneka serigala yang lucu berukuran sedang.

"Permisi! Aku beli yang ini." Taeil bicara pada seorang pelayan perempuan.

"Apa?" Yunsoul heran. "Aku tidak meminta. Kenapa kau membelinya?"

Taeil tidak menjawab, hanya menanggapi dengan sebuah senyuman.

Keluar dari mall. Mereka berdua berjalan bersama. Entah kenapa saat ini Taeil merasa sudah berhasil dekat dengan Yunsoul. Matanya berbinar setiap kali menatap gadis yang disukainya itu.

Rasa senang Taeil terusik oleh seseorang yang melihat mereka dari arah yang berlawanan. Berdiri seraya memasukkan kedua tangannya dalam saku celana. Taeyong menahan emosinya melihat gadis yang disukainya berjalan bersama temannya sendiri.

Yunsoul menghentikan langkahnya. Begitu juga Taeil. Taeyong menghampiri mereka berdua.

"Lee Taeyong? Kenapa kau ada di sini?" tanya Yunsoul.

Taeyong menatap Yunsoul dan mengamati apa yang sedang dibawa gadis itu. Sebuah boneka serigala yang lucu.

"Aku ingin berbicara hal penting dengan Taeil."

Yunsoul menatap Taeil dan Taeyong bergantian. "Oh.. Silakan. Kami sudah selesai. kalau begitu, aku pergi duluan."

"Aku akan mengantarmu pulang." Taeil menahan kepergian Yunsoul.

"Tidak usah. Aku bisa pulang sendiri. Lagipula Taeyong ingin bicara denganmu." Yunsoul pamit. "Aku duluan."

Mereka berdua sama-sama melihat perginya Yunsoul. Lantas setelah itu Taeil melihat Taeyong. "Apa yang kau ingin bicarakan?"

"Kita harus fokus tujuan kita berada di sini. Temukan lebih cepat benda itu."

***

Hansol membungkam sedari tadi. Sejak mereka pulang menemui Jaeseok. Youngjoo terus melirik Hansol yang menyetir tanpa berbicara sepatah kata pun.

"Bagaimana bisa Oppa tahu namanya? Oppa kenal wanita itu?"

Hansol masih merapatkan bibirnya.

Youngjoo bertanya lagi. "Apa yang Oppa ketahui? Kenapa tidak mengatakannya?"

Menepi. Hansol menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Ia menghela nafas yang terdengar cukup berat. "Wanita itu... vampir yang pernah aku temui," ucapnya pada Youngjoo.

***

Jam dinding menunjukkan hampir pukul sembilan malam saat Mark masih menatap layar kaca televisi. Menonton acara musik yang akhir-akhir ini dipenuhi oleh grup-grup yang baru debut. Mark menggulirkan bola matanya ke arah pintu masuk. Belum ada tanda-tanda kedatangan dua Noona-nya yang sejak sore pergi.

Mark sudah terbiasa seperti ini. Ditinggal sendiri di rumah sejak Yunsoul dan Youngjoo memutuskan bekerja membantu Hansol. Itu sekitar satu tahun yang lalu.

Suara seseorang membuka pintu apartemen terdengar. Mark lantas melirik ke arah pintu dan memperhatikan Yunsoul mendorong pintu. Mark melihat apa yang tengah dipeluk tangan kiri Yunsoul. Kemudian terheran.

"Kau sudah makan?"

Mark mengiyakan dari tempat duduknya. "Kenapa Youngjoo Noona tidak pulang bersamamu, Noona?"

"Dia mungkin masih bersama Hansol Oppa," jawab Yunsoul sambil berjalan menuju kamarnya.

Mark beranjak dan mendekat pada Yunsoul. "Noona tidak ikut bersama mereka? Lalu Noona dari mana?"

Pergerakan Yunsoul terhenti. Ia melirik Mark. "Aku pergi bersama teman kelas."

"Siapa?" Mark ingin tahu. "Dan kenapa Noona membawa itu?" Mark juga menunjuk boneka yang dipegang Yunsoul.

"Taeil. Moon Taeil. Dia membelikan aku ini. Jadi, aku membawanya pulang," jelas Yunsoul.

Kedua alis Mark bertautan, lalu bertanya lagi. "Kenapa Noona pergi dengannya? Apa hubungan Noona dengan Taeil Sunbae? Mungkinkah Noona pacaran dengannya?" Ada raut terkejut dan panik saat Mark mengeluarkan deretan pertanyaan itu.

Sementara Yunsoul menjawab kalem. "Entahlah. Aku juga tidak yakin."

***