Keadaan sudah tenang tapi Delice masih berdiri diantara ribuan rintik hujan.
Loid keluar dari kamarnya. Saat ia ingin menyapa Aretha yang tidur dikamar tamu, Loid harus melewati ruang utama.
Srekkkk…
Loid merasakan sendal yang ia pakai menendang sesuatu. Loid menunduk dan mencari. Ada sepucuk surat yang diikat cantik dengan pita bersama tespek bergaris dua.
"Ini punya siapa?" gumam Loid.
'Gracia memang sudah jelas hamil. Tidak mungkin ini miliknya. Apa? Jangan-jangan ini milik…' batin Loid.
Drap… Drap… Drap…
Loid langsung panik. Dia berlari dengan cepat menghampiri Aretha yang masih belum keluar dari kamarnya.
Brakkkk!
"Aretha!" teriak Loid.
Aretha baru keluar dari kamar mandi. Dia sedang sibuk mengeringkan handuknya dengan handuk.
"Aretha, cepat jelaskan!" paksa Loid.
"Jelaskan apa?" Aretha yang tidak tahu menahu langsung menyipitkan matanya.
Loid memegang kedua pundak Aretha dengan erat. "Jawab jujur, susah berapa bulan?" tanya Loid.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com