webnovel

Menikah Lagi

"Aca? Kamu kenapa murung?" tanya papa Natasya membelai kepala putrinya, tak biasanya putrinya tidak mau makan dan hanya mengaduk-aduk makanannya.

"Gimana sekolah kamu?"

"Pa, Aca jelek ya?" tanya Natasya.

Dia lalu meneteskan air matanya, Fahmi-papa Natasya semakin bingung dengan putrinya, tidak biasanya Aca murung seperti ini.

"Kok gitu? Putri papa sangat cantik sayang."

Fahmi beranjak dari duduknya dan memeluk putrinya, Natasya adalah anak satu-satunya Fahmi, anak yang dia besarkan sejak kecil sendirian, ibunya meninggal karena kecelakaan saat umur Natasya lima tahun.

Fahmi menjadi Single Daddy dan mengurus anaknya sendiri.

"Papa bohong," ucap Natasya lirih.

"Kok bohong? Papa enggak bohong Aca, coba Aca lihat ini, wajah Aca cantik, putih, mirip mama lagi. Ya kan?"

Fahmi membalikkan kameranya menjadi selfie, nampak foto mereka berdua di layar hp, wajah Aca sangat mirip dengan ibunya yang sudah meninggal. Aca memang cantik, kulitnya putih halus meskipun tanpa perawatan yang mahal. Tapi Aca selalu tidak percaya diri karena dia selalu dibully saat sekolah. Semasa SMP dia hampir saja bunuh diri karena teman-temannya yang selalu mengatakannya gajah.

"Pa, Aca enggak mau makan! Temen Aca bilang kalau Aca gendut dan jelek, nyebelin banget Pa tadi di sekolah, tapi untung aja kakak tingkat yang nolongin Aca."

"Sayang, apapun yang orang lain bicarakan tentang kamu, itu semua salah. Aca anak papa yang punya hati baik, cerdas dan selalu menurut sama papa. Mereka hanya orang lain yang mengenal kamu baru sebentar, tapi papa sudah kenal sama kamu sejak lima belas tahun nak. Jadi papa mohon ya sama kamu, jangan menangis karena omongan orang lain, mereka hanya berusaha menjatuhkan kamu. Ayo dong ACA HARUS SEMANGAT!" Fahmi mengecup kening anaknya dengan rasa sayang.

"Iya Pa, Aca sangat sayang sama papa, maafin Aca ya Pa. Aca seneng banget dan bersyukur punya Papa. Aca jadi kangen sama Mama." Aca tersenyum manis dan memeluk papanya.

"Ayok, semangat ya. Aca makan, terus istirahat yah. Oh ya, Novel yang baru Papa belikan sudah kamu baca?" tanya Fahmi. Dia sangat senang jika Aca rajin membaca novel, karena Fahmi ingin anaknya mewarisi bakat ibunya sebagai novelis. Sayangnya sejak dulu Aca tidak pernah berhasil dan menulis cerita, dia selalu kesulitan mengarang. Bahkan Fahmi juga selalu membawa Aca kerumah Irdina, teman sebayanya yang juga novelis terkenal. Fahmi sendiri berprofesi sebagai pemilik perusahaan game 'Chronicles Soft'. Perusahaan yang bergerak di bidang software dan aplikasi games.

"Belum Pa, Aca lebih suka baca komik." Natasya tersenyum menunjukkan deretan gigi putihnya.

"Pa, teman-teman Aca itu semua selalu cerita loh kalau mereka enggak boleh baca Novel sama orang tuanya, tapi kenapa ya Papa itu selalu membelikan Aca novel terus menerus? Papa enggak takut nilai Aca akan jelek karena keseringan membaca Novel?" tanya Natasya sambil mengambil ayam goreng buatan Fahmi.

"Nak, ilmu di dunia ini sangat banyak. Membaca buku apapun adalah jendela kehidupan. Sama saja dengan Novel, kalau kamu banyak membaca Novel, daya ingatmu akan bertambah dan juga kamu bisa terus bersemangat dan dalam menjalani hidup. Tau enggak Ca, setiap harinya Papa selalu merasa hidup bersama Mama kamu karena buku Novel Mama, semua tulisan Mama mengingatkan papa tentang mama. Papa menjadi kuat menjalani hidup karena Mama."

Natasya mengangguk mengerti, dia sangat ingat Papanya selalu membaca novel karangan mamanya. Semuanya mengkisahkan kehidupan kisah cinta mama dan papanya. Natasya juga ingin menjadi novelis, tapi entah kenapa rasanya bakat menulis itu tidak mengalir dalam darahnya.

"Pa, semisalnya Natasya bukan seorang penulis seperti Mama, Papa enggak papa kan Pa?" tanya Natasya dengan nada khawatir, dia sangat takut harapan Papanya tidak sesuai dengan kenyataan. Nilai bahasa Indonesia Natasya memang sangat bagus dan diatas rata-rata, tapi dia tidak bisa untuk terus menjadi penulis, dia tak mampu merangkai kata-kata indah seperti mamanya yang selalu membuat para pembaca terenyuh.

Tulisan Natasya selalu mendapat komentar negatif karena sangat hambar, belum lagi Aca tidak sepenuhnya menguasai PUEBI.

"Yah, kalau memang menulis bukan passion kamu, Papa harus bagaimana? Enggak papa sayang, Kalau kamu bukan penulis Papa akan tetap bangga sama kamu." Fahmi kembali memeluk Aca. Sebenarnya, terbesit rasa sedikit kecewa jika Aca tidak ingin menjadi penulis.

Handphone Fahmi berdering dan tertera nama Irdina di layar. Fahmi menggeser tubuhnya dan mengangkat telponnya.

"Halo? Irdina? Ada apa?" tanya Fahmi.

"Bagaimana? Apakah sudah kamu tanyakan dengan Natasya? Apa dia setuju?" tanya Irdina.

"Belum, maaf Irdina. Aku rasa saatnya belum tepat, mungkin bisa lain kali, tak apa kan?" tanya Fahmi.

"Yah, jujur saja aku kecewa, tapi mau bagaimana lagi? Yasudah tidak apa-apa."

"Maaf ya." Fahmi lalu menutup panggilan Irdina dan menatap Natasya yang menikmati ayam gorengnya.

"Natasya, Papa mau bertanya sama kamu, tapi kamu janji dulu sama Papa jangan marah ya."

Fahmi menggenggam tangan anaknya dan membelai halus puncak kepalanya, dia sangat menyanyangi putrinya melebihi apapun, baginya kebahagiaan Aca adalah nomor satu.

"Papa mau tanya apa Pa? Kenapa Papa kelihatan bingung gitu? Ada apa sama telpon tadi?" tanya Natasya.

"Papa.. Mau menikah lagi Ca, apa boleh?" tanya Fahmi.

Diluar dugaan, wajah Aca sangat sumringah mendengar pertanyaan Fahmi, Aca sangat senang jika papanya menikah lagi, Aca pasti akan merasakan kasih sayang seorang ibu lagi di hidupnya.

"Sungguh Pa? Papa mau menikah sama siapa? Boleh kok Pa! Aca seneng banget kalau Aca punya Mama lagi."

Natasya meletakkan ayam gorengnya dan bersiap menyimak ucapan papanya, menanti nama seseorang disebut dari bibir papanya.

"Papa mau menikah sama tante Irdina, Nak."

Aca membulatkan matanya karena terkejut, tante Irdina adalah sahabat mamanya sendiri. Terakhir kali Aca bertemu saat Aca masih duduk di bangku SD.

"Wah, tante Irdina teman Mama?" tanya Natasya.

Fahmi mengangguk, dia mengambil tissue dan membersihkan sudut bibir Natasya yang masih ada sisa ayam goreng menempel disana.

"Iya Nak, tante Irdina teman Mama, lima tahun yang lalu suaminya meninggal dan sejak itu Papa sama tante Irdina mulai dekat, apa kamu mau punya Mama tante Irdina?" tanya Fahmi hati-hati, dia takut putrinya akan marah dan membencinya.

"Iya Pa! Aca Mau! Pasti Aca restuin kok hubungan Papa, Aca seneng banget Pa bisa punya Mama lagi, kapan Papa sama tante Irdina akan menikah?" tanya Natasya langsung.

"Alhamdulillah kalau kamu senang Ca, makasih banyak ya sayang. Secepatnya Papa akan melamar tante Irdina, tapi sebelumnya mungkin besok atau lusa kita adakan makan malam bersama ya sayang."

"Iya Pa! Natasya setuju!" Dalam hatinya Natasya sangat senang karena papanya akan menikah lagi, dia sangat mengharapkan keluarga yang lengkap dan utuh. Natasya juga ingin memiliki sosok ibu dalam hidupnya.