Tubuh Algis terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Hanya ada Panji di ruangan itu, dia benar-benar tidak beranjak dari sisi Algis sama sekali. Pria bertubuh tegap itu setia disamping Algis, menggegam erat tangan si ramping.
Panji tertidur. Sehari semalam dia tidak istirahat sama sekali. Hatinya belum tenang jika Algis belum membuka mata. Tak lama kemudian, perlahan ada pergerakan kecil pada tubuh ramping yang terbaring lemah. Jarinya mulai bergerak, kedua kelopak matanya perlahan mulai terbuka.
Algis mengerutkan kening ada rasa nyeri di dadanya, tenggorokannya juga terasa kering. Ia ingin minum. Bola mata bulat itu melihat ke sekeliling, pandangannya mengedar ke segala arah. Dia ada di ruang perawatan batin Algis. Pemuda manis itu kembali berusaha mengingat kenapa dia berakhir di ruangan perawatan yang mewah dan besar ini.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com