Algis duduk di kursi meja makan, di depannya ada segelas susu putih dan roti panggang dengan olesan coklat diatasnya. Beberapa kali ia menoleh ke arah tangga, untuk melihat Panji sudah bersiap apa belum. Hari ini pria kesayanganya itu harus berangkat kerja lebih awal, karna ada meeting penting yang harus Panji hadiri.
Sambil menunggu Panji, pemuda manis itu mulai menggigit roti panggang di depannya. Mulut mungilnya mulai sibuk mengunyah, seperti anak kecil, sebagian coklat menempel di sudut bibir mungilnya. Di sela-sela Algis menikmati sarapannya,tiba-tiba pemuda manis itu teringat kejadian semalam. Hanya mengingatnya saja membuat pipi Algis memanas. Ada rasa malu, bahagia ketika ia membayangkan saat Panji menyentuhnya dan menciumnya.Tapi kemudian rasa senangnya memudar ketika ia teringat akhir dari percumbuan panasnya dengan Panji. Rasa bersalah kembali menyeruak di hati pemuda ramping itu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com