webnovel

My Identity Secret Story [MISS]

Refki adalah seorang remaja laki-laki yang mengalami kecelakaan hebat yang membuat tubuhnya hancur. Tetapi begitu dia terbangun, ia melihat dirinya sudah berubah menjadi perempuan. Ia ditolong oleh seorang laki-laki bernama Zien. Bagaimana nasib dan kisah Refki setelah berubah menjadi perempuan? Genre: Transgender(LGBT+), Romance, Comedy, Slice of Life, Supranatural

Fryzz_Na · LGBT+
Sin suficientes valoraciones
22 Chs

7. Persiapan Identitas Baru

- Chapter 7 -

Tubuhku terasa agak kaku dan sedikit nyeri. Seperti otot dan kulit tubuhku terasa tegang dan sedikit nyilu. "Ini.. Kenapa?!" tanyaku pada diri sendiri.

Seketika aku teringat bahwa selama seharian kemarin hingga pagi ini aku belum minum obat resep dokter dari rumah sakit. "Sial. Baru inget gua belum minum obat!" ujarku.

Bagaimanapun juga tubuhku sekarang ini sebagian besar adalah hasil dari operasi dan masih baru pulih. Jadi aku harus rutin minum obat pemberian dari dokter. Meskipun aku kurang paham obat apa saja ini karena ada banyak. Baik untuk fisik 'baru' ku karena hasil operasi plastik dan kelamin, dan juga obat untuk organ dalam tubuhku, aku harus tetap menjaga keseluruhan tubuhku ini sampai bisa benar-benar pulih. Tapi apakah akan bisa benar-benar pulih dan sembuh tanpa perlu minum obat lagi sama sekali lagi kedepannya nanti kalau fisikku sudah membaik? Entahlah. Karena sebagian besar tubuhku kini adalah 'palsu'. Yang jelas saat ini aku harus rutin minum obat.

Aku segera berjalan menuju ke letak tas selempang hitamku. Kemudian membuka tas itu dan melihat ke isi obat-obatan di dalam plastik. "Minum yang mana dulu ini anjir?!" ujarku bingung melihat banyaknya obat disitu. Rata-rata kebanyakan obatnya adalah yang diminum setelah makan. Aku kemudian mencari obat mana yang diminum sebelum makan. "Mana ya..? Oh ada!" ujarku ketika melihat ada beberapa obat juga yang untuk diminum sebelum makan.

Aku mengambil beberapa obat untuk diminum sebelum dan sesudah makan. Dan tentunya juga antibiotik karena harus rutin diminum dan dihabiskan. Kemudian aku turun ke lantai bawah, dan segera menuju ke meja dapur. Aku pun melihat makanan apa yang dibeli oleh Zien. "Wahh. Burger!!" ucapku senang begitu melihat burger. Aku segera membuka kotak burgernya. "Wih double cheeseburger! Tau aja lagi gua doyan ini!"

Aku segera mengambil gelas dan menuangkan air mineral dari dispenser di dapur. Kemudian duduk kembali dan meminum obat dulu sebelum makan. Setelah memberi jeda sebentar. Aku pun segera memakan double chesseburger tersebut. "Enakk" ucapku sembari mengunyah.

Tak lama kemudian Zien turun ke lantai bawah. Ia sudah berganti pakaian. Yang tadinya memakai pakaian semi-formal, sekarang sudah memakai kaos dan celana pendek selutut. Sepertinya dia habis mandi.

Dia berjalan menuju kulkas dan mengambil sesuatu dari dalam kulkas. Satu minuman Thai Tea, dan satu Cappuccino. "Ini untukmu" ucapnya sembari memberikan Thai Tea kepadaku yang sedang makan burger.

"Wih Thai Tea. Tau aja gua doyan Thai Tea! Makasih Zien" ucapku sembari tangan kiriku mengambil Thai Tea tersebut. Lalu aku meminumnya.

"Sama-sama" ujarnya tersenyum tipis padaku. Lalu dia duduk di hadapanku, dan meminum Cappuccino nya. "Oh iya. Besok.. Kau akan pergi denganku untuk menyiapkan identitas baru untukmu" ujar Zien.

"Mau kemana emwangnya?" tanyaku yang sambil melahap burger.

"Kelurahan. Membuat ktp baru untukmu" ucapnya.

"Hah?!" ucapku terkejut. Mengingat ktp ku yang juga sudah hilang bahkan mungkin sudah hancur dalam kecelakaan, memang aku membutuhkan ktp baru lagi. Tapi untuk membuat ktp baru dengan identitas baru yang palsu dan berbeda dari sebelumnya.. "Bukannya itu juga harus ada bukti akte kelahiran, bahkan KK nggak sih kalo mau bikin ktp?" tanyaku menatap Zien. "Apalagi identitas gua kan sekarang..–"

"Tenang saja. Semua bisa dimudahkan asal ada uang" ujar Zien santai sambil jari-jari tangan kirinya memberikan pose gerakan 'uang'. "Lagipula, aku punya orang dalam yang bekerja di kelurahan ini" senyum Zien.

"... Dasar orang kaya" ujarku sweatdrop. Enak banget yak bisa nyogok, mana punya orang dalem pula.

"Jadi kau tidak perlu khawatir" ujar Zien sambil meminum minumannya. "Sekaligus besok kau membuat pas foto untukmu, dan akan mempersiapkan persiapan lainnya"

"..Oke" ujarku. Aku menghabiskan burgerku. "Btw lu besok kagak ada kelas?" tanyaku kemudian menyedot thai tea ku.

"Ada" jawab Zien. "Aku sedang ujian semester, ada kelas besok pagi. Jadi kau bisa bersiap dulu paginya, setelah selesai kelas baru kita berangkat untuk persiapan data dirimu"

"Oh lu lagi ujian semester?" ujarku. Aku teringat bahwa seharusnya aku juga ujian semester di bulan lalu jika aku tidak mengalami kecelakaan dan koma setelah kecelakaan. Lagipula sekarang orang lain yang mengenalku menyangka aku sudah meninggal dalam kecelakaan waktu itu, bahkan disangka sudah dikubur. Jadi aku tidak perlu memikirkan kuliah apalagi ujian semester. "Sekarang Februari kan? Berati lu ujiannya lebih telat daripada kampus gua yak?" pikirku sekaligus bertanya ke Zien.

Zien mengangguk. "Maka itu kau akan sekalian masuk saat awal semester baru nanti" jelasnya. "Jadi kita masih punya cukup waktu sekitar tiga minggu untuk persiapan identitas baru milikmu sebelum kau masuk ke kampusku"

"Oh oke" ucapku. "Baguslah, bisa ada waktu santai dulu berarti" ujarku sedikit lega. Kemudian aku menghabiskan thai tea ku. Setelah itu, aku pun tak lupa meminum obatku yang lain yang diminum setelah makan.

Hari esoknya setelah Zien pergi berangkat ke kampusnya, aku yang baru bangun pun, bersiap untuk mandi dan menyikat gigi. Setelah itu aku memilih pakaian formal yang dibelikan Zien waktu itu, untuk kupakai saat foto ktp nanti. "Kemeja putih sama blazer item mana yak waktu itu, mau sekalian foto ktp dan bikin pas foto kan ini nanti?" gumamku sambil mencari pakaian.

Aku menggunakan kemeja putih, celana hitam dan luaran jaket hitam. Lalu membawa tas hitamku, yang kini berisi blazer dan kaos lain juga untuk jaga-jaga selain dari isi yang memang sudah berada di dalam tasku, dan ditambah hp baruku. Setelah itu, aku pun turun dan sarapan seperti biasa dengan apa yang sudah disediakan Zien di atas meja makan sebelum berangkat. Tak lupa aku meminum obat-obatanku.

Sesudah itu, aku pun bersiap-siap dan bersantai sembari menunggu Zien pulang. Aku sudah duduk menunggu di sofa ruang tamu. Hingga akhirnya terdengar suara mobil Zien yang sudah sampai parkiran rumahnya setelah pulang dari kampusnya. Kami pun lalu berangkat ke kelurahan untuk membuat KTP baru untukku, menaiki mobil hitam Zien.

"Ngomong-ngomong, kau tidak ingin sedikit memakai make up untuk di foto?" tanya Zien sembari menyetir di dalam mobilnya.

"Nggak. Lagipula gua mana ada make-up" ujarku yang menyender di kursi mobil sebelah Zien sambil menatap jalan di depan.

"Aku juga membelikanmu make-up, jika kau mau pakai" ucapnya sembari menyetir.

"Gaperlu. Lagipula gua nggak bisa make-upan" ucapku.

"Setidaknya hanya pakai bedak dan lipstik, agar tidak terlalu pucat saat di foto nanti. Ini kan untuk data pribadimu dalam tempo lama, jadi apa salahnya sedikit make-up agar kecantikanmu terlihat makin cantik?" ucap Zien dengan senyuman sedikit jail.

"Lu ngeledek?" ujarku menoleh ke Zien. "Meskipun gua akuin muka gua cantik jadi cewek. Tapi tetep aja ini hasil operasi, bukan muka asli. Lagipula gua aslinya cowok, bukan cewek. Jangan malah lupa lu!" tatap sinisku ke Zien.

"Pft" senyumnya seperti menahan tawa. "Tapi zaman sekarang, laki-laki juga sudah banyak yang make-up. Apalagi para idol semacam kpop yang banyak digemari wanita. Artis, Influencer, ataupun Cosplayer pria" ujar Zien sambil menoleh sesekali ke arahku meski sembari menyetir.

"Tapi gua bukan idol, artis, influencer, ataupun cosplayer. Jadi gua kagak pernah pake make-up" ujarku sembari menatap depan lagi. "Paling cuma sekedar pake bedak doang sih pernah. Itupun bedak tabur"

"Kalau kau mau, aku bisa sedikit membantu mendandanimu" ujar Zien. "Mau di make-up-in olehku?" tanyanya.

"..Jangan-jangan lu sering pake make-up yak? Atau jangan-jangan.. Selama ini lu juga sehari-hari pake make-up?!" tanyaku curiga sembari menoleh dan menatap Zien.

"Gak juga. Aku memang sudah ganteng dari lahir tanpa make-up" ujar Zien. "Tapi aku pernah make-upan untuk tampil di acara dan cosplay. Meskipun aku juga biasanya dibantu Eva yang mendandaniku saat untuk cosplay bersamanya. Dia bahkan yang semangat untuk mendandaniku, supaya hasilnya bagus dan seperti karakter anime atau mirip husba huspu husbu nya apalah katanya" jelasnya.

"Dih. Pede banget lu" ucapku sinis. ((Tapi gua akuin Zien emang cakep sih. Muka nya cocok kalo buat jadi idol macem boyband atau untuk cosplay karakter anime)) ucap batinku. "Oalah. Pantesan" ujarku. "..Wait.. Lu berdua cosplayer?!" tanyaku penasaran menatap Zien.

"Aku tidak bisa mengatakan diriku cosplayer, karena aku hanya datang dan pernah sesekali cosplay menemani Eva kalau ia ingin cosplay dan mengajakku. Eva lebih bisa dikatakan cosplayer meskipun juga bukan atau belum yang menyeriusi bidang itu. Hanya sekedar kesenangannya karena dia suka budaya Jepang" jelasnya.

"Hoo" aku manggut manggut. "Kayaknya lu berdua dulu kompak dan cocok banget ya" ujarku sambil kembali menyender menatap depan. "Jadi ngiri gua"

Zien tersenyum tipis. "Mungkin iya" ujarnya. "Tapi kedepannya, siapatau kalo aku juga bakal lebih cocok denganmu" ucapnya sambil melirik ke arahku dan tersenyum jail.

"Maksudnya ngiri pengen punya cewek macem kayak Eva juga. Bukan pacaran sama lu!" ucapku sambil memutar bola mataku. "Dah lah" kemudian aku melihat ke jendela samping.

Zien hanya tersenyum tipis sambil menyetir mobilnya. Sampai akhirnya kami pun tiba di kelurahan. Zien lalu memarkirkan mobilnya. Dan kami pun masuk ke dalam kelurahan.

Di kelurahan, kami membuat KTP baru untuk identitas baru ku. Karena paksaan dari Zien, aku pun memakai bedak dan lipstik, juga merapihkan rambutku, beserta pakaianku. Lalu aku mengambil foto untuk ktp dan mengisi data diri untuk ktp baru ku. Juga aku harus membuat tanda tangan palsu yang kucantumkan untuk di ktp.

Ktp tersebut belum bisa langsung diambil hari ini. Tunggu sekitar dua atau tiga hari lagi, baru bisa diambil. Yah aku hanya berharap semoga hasil foto ktp nya bagus dan tidak terlihat aneh. Jujur saja, aku juga merasa foto ktp ku dulu kurang bagus, tapi untungnya gak terlalu bermasalah. Setidaknya masih oke buat diliat, bukan aib.

Lalu setelah selesai membuat ktp, aku dan Zien pergi ke studio foto yang tidak terlalu jauh dari lokasi kelurahan tersebut. Aku kemudian membuat pas foto disana. Sebelum itu, aku merapihkan kembali rambut dan pakaianku, memakai blazer untuk luaran, dan kembali memakai bedak dan lipstik lagi. Setidaknya hasil pas foto nya lumayan bagus. Foto tersebut dicetak beberapa, mulai dari ukuran 2x3, 3x4, dan 4x6, agar bisa untuk beberapa kebutuhan lain juga jika mesti menggunakan pas foto, beserta mendapatkan cd fotonya agar dapat dicetak lagi di lain waktu.

Tapi setelah itu, Zien tiba-tiba saja mengajak dan memintaku untuk membuat foto studio bareng bersamanya. Aku awalnya menolak, tapi aku pun pasrah mengikuti keinginannya, toh dia yang bayar ini. Photografer nya pun dengan senang hati mengarahkan gaya untuk kami berdua, disaat aku bingung ingin berpose apa. Bahkan ia mengarahkan untuk pose yang mesra. Dan aku 'dipaksa' menuruti. ((Udah seakan mau bikin foto prawedding aja ini anjerr!!)) ucap batinku saat difoto.

Beberapa hari ini pun aku bersama Zien menyiapkan berbagai hal untuk identitas baruku, agar membuat jati diri baru. Ktp baru ku pun juga sudah jadi. Dan hasil fotonya setidaknya lumayan bagus. "Gua keliatan lumayan cantik juga di foto ktp ini" ujarku saat melihat ktp baru tersebut.

"Nah kan. Sudah ku bilang kau itu cantik. Ditambah sedikit make-up makin cantik" ujar Zien yang melipat kedua tangannya sambil melihat ke arah foto di ktp baruku yang sedang kupegang.

"Tetep aja bre cantiknya nggak muka asli. Hasil operasi plastik ini anyeng!" ujarku sinis ke Zien.

Tapi melihat ini, orang lain pasti akan menyangka bahwa ini adalah identitas asli bahwa aku adalah seorang perempuan bernama Frenia Dhiftarina Yamaki. Orang tidak tau bahwa aku sebenarnya adalah laki-laki bernama Refki Adityama Harifian, yang dinyatakan sudah meninggal dalam suatu insiden kecelakaan tabrakan di sebuah jalan tol waktu itu. Karena sekarang ini tubuhku adalah wujud seorang perempuan.

Aku pun juga beberapa kali menuju dan mengunjungi rumah sakit yang merawatku untuk meminta surat keterangan dokter, sekaligus membuat keterangan palsu untuk beberapa hal. Juga selain itu aku mengecek dan sekaligus melakukan kontrol dengan dokter mengenai kondisi tubuhku. Sekalian untuk mendapatkan resep obat dokter apasaja yang dibutuhkan untuk diminum.

Aku mengisi lengkap formulir pendaftaran kuliah dan mengisi beberapa tes akademik sebagai formalitas. Karena aku dijadikan mahasiswa pindahan bukan mahasiswa baru, jadi tesnya tidak terlalu sulit dan lebih sedikit meskipun juga perlu adanya tes masuk di kampus ini, dan sebagiannya lagi dibantu oleh Zien yang mengisi jawaban sehingga tidak terlalu sulit bahkan serasa lebih mudah. Apalagi untungnya kini tes nya secara online, jadinya tidak terlalu ketauan kalau sebagian dibantu isi oleh Zien.

Setelah berhasil lolos ujian masuk ke kampus ini, aku lalu mengisi dan mengambil jadwal jam kuliahku. Sisa yang lainnya, semua diurus oleh Zien. Terutama masalah biaya kuliah, semua ditangani oleh Zien. Jadi aku tidak perlu khawatir masalah keuangan dan lainnya karena ada Zien.

Aku menjalani hari-hari bersama Zien di rumahnya. Kadang kami juga jalan-jalan dan makan di luar rumah. Menyiapkan berbagai hal bersama. Belanja beberapa hal untuk keperluan dan kebutuhan bersama. Dan juga kadang aku bersantai dan melakukan berbagai aktivitas lain di rumahnya saat sedang ditinggal pergi Zien untuk urusan pribadinya di luar rumah. Entah kuliah nya, ke kantor keluarga nya, dan lain sebagainya.

Tiga minggu telah berlalu tapi serasa baru seminggu untukku. Hingga akhirnya, tanpa terasa hari untukku memasuki kuliah pun tiba. Awal baru semester 4 di jurusan Broadcasting Media atau Media Penyiaran, di Universitas Transjaya Mulia. Tempat kampus dimana Zien berkuliah.

Karena yang orang ketahui kini Refki Adityama Harifian sudah meninggal, maka kali ini aku telah mengganti identitasku menjadi Frenia Dhiftarina Yamaki. Kini aku bukanlah lagi laki-laki, tapi seorang perempuan. Aku berubah menjadi perempuan bukan karena keinginan pribadi ku, tetapi karena korban dari kecelakaan maut yang merubahku dioperasi menjadi Transgender.

Hari ini adalah hari pertamaku untuk kuliah di semester baru. Aku memakai pakaian perempuan yang dibelikan dan dipilihkan oleh Zien. Kali ini aku memakai kaos merah muda, dengan blazer abu-abu kecoklatan. Juga celana bahan coklat tua. Dan sepatu wedges bewarna pink kecokelatan. Dengan memakai aksesoris kalung dan gelang silver.

"Siap untuk kuliah pertamamu sebagai perempuan?" tanya Zien begitu sampai di parkiran mobil kampus, dan memarkirkan mobilnya.

Aku menghembuskan nafas sejenak. "Baiklah. Gua siap" ucapku dengan nada seakan yakin. "Kayaknya.." kemudian ragu.

"Tenang saja. Kau pasti bisa" ujar Zien tersenyum padaku.

Aku menghela nafas, lalu melepas seat belt. "Semoga" ujarku. Lalu aku keluar dari mobil Zien, dan menutup pintu mobilnya. Setelah keluar mobil, aku pun menatap gedung utama kampus tersebut.

Mulai sekarang identitas baruku adalah Frenia, bukan lagi Refki. Aku akan menjalani hidupku di kampus ini sebagai layaknya seorang perempuan. Kehidupan baruku pun sebagai Frenia kini, dimulai!

To be continued..