webnovel

My Hubby is a Dream Man

xiaoLie · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
7 Chs

Permintaan Kakek

Adelia langsung bergegas turun dari mobil dan berlari menuju ruangan tempat kakeknya dirawat setelah mengucapkan terimakasih.

Ia berlari menelusuri lorong rumah sakit hingga matanya menemukan sosok yang dikenalnya duduk dibangku depan ruang rawat inap kemudian menghampirinya.

"Dimana kakek, bagaimana keadaanya ?" pertanyaan terlontar dari mulut Adelia begitu sampai di hadapan Doni, adik laki-lakinya.

"Kak, akhirnya lo dateng. " kata Doni lega melihat kakaknya datang.

"Dimana kakek?" Adelia mengulang pertanyaanya.

"Kakek ada di dalam sama nenek, ada ibu juga" Jawab sang adik

Adelia langsung masuk diikuti Doni di belakangnya. Saat Adelia masuk, dilihatnya sang nenek tengah menangis meratapi keadaan kakeknya dengan sang ibu yang tengah berusaha menenangkan neneknya.

Melihat keadaan itu, Adelia terdiam sebentar di depan pintu untuk mengatur emosi dan menenangkan dirinya sendiri agar tidak ikut menangis.

Adelia memang bukan wanita lemah. Tapi sekuat kuat wanita dia tetaplah seorang wanita yang pasti dapat merasakan sedih dan bisa menangis jika melihat orang-orang yang ia sayang dalam keadaan buruk.

Perlahan Adelia mendekati tempat tidur pasien di ruangan itu. Sekuat tenaga adelia menahan air matanya agar tidak tumpah di hadapan keluarganya, tapi tetap saja bulir-bulir air mata mengalir dipipi Adelia tanpa persetujuannya.

Adelia dan Doni masih berdiri tidak jauh dari ketiga anggota keluaganya. Mereka berdua kemudian mendekati Ibu dan neneknya lalu mencium punggung tangan kedua wanita itu.

Adelia juga menunduk mencium punggung tangan kakeknya yang masih belum sadar akibat obat bius yang disuntikan oleh dokter dengan hati hati.

Saat Adelia menegakan punggungnya, dia melihat bahwa kakeknya perlahan lahan mulai membuka matanya. Rasa bahagia dan juga lega melintas di benak Adelia juga keluarga yang lain.

Melihat itu, Doni segera memanggil dokter untuk memeriksa sang kakek. Dokter mengatakan bahwa kondisi kakek perlahan mulai membaik.

****

Jam menunjukan pukul 20.40 saat Adelia kembali ke apartemennya dari Rumah sakit diantar Doni adiknya. Adelia langsung membersihkan diri sebelum berbaring di tempat tidurnya.

Sejak di jalan pulang Adelia sudah berfikir untuk segera beristirahat begitu sampai di apartemen. Entah kenapa hari ini Adelia merasa sangat kelelahan.

Saat Adelia ingin memejamkan matanya, ia teringat oleh perkataan kakeknya saat di rumah sakit.

■ FLASH BACK ■

"Lia, kakek tahu kamu masih sangat muda dan masih ingin menjelajahi kariermu. Tapi kakek ingin kamu menikah agar akan ada orang yang dapat melindungi kamu sehingga kakek bisa tenang menikmati sisa umurku. Kakek tahu kamu akan menolak, kakek tidak ingin memaksamu."

Adelia hanya diam mendengarkan kakenya. dia juga ingin menikah, dia juga ingin memiliki orang yang dapat melindungi disisinya, tapi siapa? saat ini dia bahkan tidak memiliki kekasih.

"Kamu ingat kakek Sukma wijaya teman lama kakek yang dulu sering berkunjung??" Rudi kembali bersuara

Adelia mengangguk sebagai jawaban.

"Berarti kamu juga masih ingat dengan Reo, kalian selalu bermain bersama saat kecil." Pikiran Rudi menerawang

Tentu saja Adel ingat, anak lakilaki itu yang selalu menemani Adel bermain dulu. Anak itu juga yang selalu menghibur Adelia saat sedang sedih. Dan yang paling penting Anak laki laki yang bernama Reo itu adalah cinta pertama Adelia.

Adelia ingat saat Reo memberikan Adelia sebuah cincin plastik berwarna hijau muda dan mereka berjanji akan menikah saat sudah dewasa.

Mereka berteman bertahun-tahun hingga Adelia mendengar bahwa Reo pergi keluar negeri tanpa memberi tahunya. sampai sekarang Adelia masih marah dengan Reo karena meninggalkanya begitu saja dan sama sekali tidak memberinya kabar hingga sekarang

"Dia baru saja kembali dari luar negeri" lanjut Rudi

Adelia terhenyak saat mendengar kalimat yang dilontarkan oleh kakeknya barusan tetapi dia tetap diam dan menunduk.

" Temuilah dia, Kakek tahu ada banyak hal yang ingin kau bicarakan denganya."

"Maaf kek, tapi lia sibuk dan tidak punya banyak waktu luang untuk mengobrol dengan seseorang" jawab Adelia datar. Sungguh Adelia tidak ingin bertemu dengannya

"kakek sudah mengatur waktu untuk kalian bertemu, lusa adalah hari sabtu dan kamu tidak punya pekerjaan du hari itu kan"

■FLASH BACK OFF■