webnovel

My Hubby is a Dream Man

xiaoLie · Urban
Not enough ratings
7 Chs

Tumpangan

"Bukanya tadi kamu bilang ingin mentraktirku?" Tanya Cavin pada Adelia

'Hah... dia serius? gwe kan cuma basa basi. Orang kaya dia pasti kan makan makanan yang mahal mahal dan di tempat tempat yang mewah, duit gue mana cukup buat traktir dia,bisa bisa gaji gue dua bulan ludes buat treaktir dia. tapi kalo gue nolak sama aja dong gue jilat ludah gue sendiri' sewot Adelia dalam hati

Setelah berperang dengan pikiranya sendiri, akhirnya Adelia memberikan nomor teleponya kepada Cavin dengan perasaan campur aduk. Dia pikir tidak akan ada masalah jika hanya memberikan nomornya kepada orang itu.

Adelia dengan cepat memberikan nomornya kepada Cavin, dia tidak ingin membuang lebih banyak waktu karena ingin segera mengunjungi kakeknya di rumah sakit.

Cavin juga menyimpan nomor Adelia ke dalam ponsel miliknya lalu menekan tombol telepon sehingga ponsel Adelia berdering

"Itu nomor Teleponku, simpanlah!" ucap Cavin

"Baik" balas Adelia singkat

"Dan satu lagi, berhenti memanggilku tuan atau pak. Panggil saja aku dengan nama ku, Cavin. kau tak perlu begitu sopan denganku. Aku bukan atasan mu." Ucap Cavin

"Maaf tuan, tapi bukankah itu tidak sopan? Walaupun anda bukan atasan saya tapi anda adalah klien kami dan sudah seharusnya saya hormat dan sopan kepada anda." Sangkal Adelia

"Tak apa. Kau boleh berbicara formal denganku saat di depan umum. Tapi saat hanya berdua kau harus panggil aku dengan namaku!" tutur Cavin

Adelia akan kembali menolak tapi saat Adelia hendak membuka mulutnya untuk berbicara suara Cavin terdengar kembali, kali ini dengan nada tegas

"TIDAK ADA BANTAHAN" kata Cavin menekankan setiap kata yang dirinya ucapkan.

Adelia pun langsung terdiam dan tidak lagi membantah, tanda bahwa dia menyetujui permintaan Cavin walaupun sebenarnya dia terpaksa.

"Bukanya tadi kamu ingin menjenguk kakekmu?" Pertanyaan Cavin mengingatkan Adelia.

Adelia lupa bahwa sekarang dirinya sedang terburu buru untuk pergi ke Rumah sakit untuk menjenguk kakeknya.

'Kenapa gue bisa lupa sih... ni pasti gara-gara si klien rese ini dari tadi ngajakin gue ngobrol mulu. Huh, untung Ganteng' umpat Adelia dalam hati

"Eh, iya pak. Kalau begitu saya permisi dulu" ucap Adelia undur diri

Cavin hanya diam dan menatap punggung Adelia yang menghilang di balik pintu dan tersenyum simpul.

"Tadi 'Tuan' sekarang 'pak' emang gue kelihatan tua ya?" Cavin berbicara dan bertanya pada diri sendiri.

****

Kini Adelia tengah menunggu taxi di trotoar depan Kantor. Dari tadi Adelia sibuk mencegat taxi tapi tidak ada satupun taxi yang mau berhenti untuknya.

Adelia juga memesan taxi online tapi belum juga dapat driver. Sudah sekitar 20 menitan Adelia berdiri di trotoar pinggir jalan raya sampai sedikit emosi. Adelia pun memutuskan untuk menggunakan jasa ojek online.

Saat Adelia sedang sibuk mengotak atik aplikasi Ojek online yang ada di ponselnya, sebuah mobil berhenti perlahan di depanya. Adelia tidak sadar jika ada mobil yang berhenti di depanya karena sedang serius dengan ponselnya sampai suara seorang pria terdengar di telinganya.

"Butuh tumpangan nona?" Itu adalah suara Raihan asisten Cavin.

Fokus Adelia teralihkan dengan suara itu lalu mendongak.

"Asisten Raihan, tidak perlu. saya akan mencari taxi" ucap Adelia menolak.

Saat Adelia baru saja menyelesaikan kalimatnya, jendela mobil penumpang belakang terbuka dan wajah Cavin tampil disitu.

"Masuklah jika tidak mau kakekmu menunggu terlalu lama" Ucap Cavin dari dalam mobil.

"Sebelumya terimakasih atas tawaran anda, tetapi saya benar tidak apa apa. Saya juga tidak ingin merepotkan anda." Balas Adelia Sambil menatap sopan kepada Cavin dan Raihan secara bergantian.

"Biarkan aku mengantarmu jika kami tidak ingin sampai di sana malam hari" Ucap Cavin kekeh.

Adelia yang tak punya pilihan lain akhirnya bersedia diantar oleh Cavin dan Raihan walaupun sedikit canggung.

****

Hanya membutuhkan waktu sekitar 40 menit untuk mereka sampai di rumah sakit.

Adelia langsung bergegas turun dari mobil dan berlari menuju ruangan tempat kakeknya dirawat setelah mengucapkan terimakasih.