Dalam perjalanan pulang, pemuda berkacamata tebal itu tak henti-hentinya memikirkan seseorang wanita. Wajah cantik itu terus saja menari-nari dalam benaknya. Senyuman yang indah dengan lesung pipi tipis sebagai pemanis, rambut yang panjang tergerai ikut bergelombang apabila sang empunya tertawa. Ah, wanita itu sungguh tak bisa pergi dari pikirannya.
Reno berjalan menuju rumahnya dengan senyum yang terus mengembang. Hari ini, dia sangat bahagia. Siapa sangka dia akan bisa sedekat ini dengan Nayla. Meski begitu Reno masih sadar diri, bahwa dia dan Nayla hanya sebatas teman biasa.
Seekor burung hitam tiba-tiba berlari di depan Reno, membuatnya cukup terkejut karena hampir saja menabrak dirinya. Dia yang sedari tadi pikirannya sedang berkelana kemana-mana.
"Astagfirullah, itu kucing lewat gak bilang-bilang." Reno bersungut-sungut sambil mengusap-usap dadanya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com