Pada timpukan yang ketiga kali, barulah pemuda itu berhasil membuat arwah Arkan terbangun. Timpukan batu yang cukup keras mengenai dahan pohon mangga tepat Arkan tidur itu bergoyang cukup kencang, sehingga Arkan yang sedang tertidur sangat pulas itu pun bisa terbangun.
"Ren, ngapain sih Lo ganggu gue terus? Gak bisa apa Lo ngebiarin gue tidur dengan tenang. Gue ini arwah, tidurnya gak bisa tiap saat kayak Lo," Arkan mengomel serta menyumpah serapahi Reno dari atas sana.
Pemuda yang masih berdiri di bawah itu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah kurang ajar si arwah.
"Eh, Arkan. Kok malah kamu sih yang marah-marah sama aku, harusnya kan aku yang ngomel sama kamu, kenapa jadi kebalik gini sih. Udah, cepetan turun sebelum aku tebang pohonnya," ancam Reno. Meski dia tidak bisa memasang wajah yang garang tetapi dia tetap berusaha agar Arkan merasa sedikit ketar ketir. Tak lupa Reno menaikkan suaranya dan melotot lebar-lebar ke arah Arkan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com