Semua orang yang ada di rumah sudah sangat tegang, karena kini mendengar ucapan Zio meminta pertolongan.
"Ya Tuhan apalagi yang Zio lakukan kali ini, aku sudah terlanjur me-loud speaker lagi, bagaimana kalau Zio berbuat ulah lagi, sekuat tenaga selama ini aku menyembunyikan kenakalan Zio, aku tidak mau Daddy dan Mommy tahu kenakalan adikku, aku tidak mau membebani mereka, dengan semua yang yang Zio lakukan. Itu pasti akan menggangu pikiran mereka, mereka sudah berusia lanjut, tidak baik di bebani hal seperti ini." Abang Vano berkata di dalam hatinya.
Dia kebingungan harus bagaimana sekarang, dalam pikirannya Zio pasti sekarang terciduk.
'ZIO KAMU KENAPA?' kali ini daddy Jino yang menjawab telepon Zio.
"Dad?" Zio tampak terkejut mendengar daddy-nya berbicara.
"Ada apa dengan kamu, Nak?" tanya daddy Jino dengan nada yang rendah namun penuh dengan penekanan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com