"Mama janji mengajak Monic main minggu depan, jadi jangan lupa," ucap Monica.
"Iya." Mentari tersenyum lebar. Awalnya ia sedikit khawatir untuk bertemu Monica. Takut gadis kecil itu memaksanya pulang ke rumah. Namun, Mentari lupa kalau Monic selalu berpikir dewasa.
"Dedek! Kakak pulang dulu. Dadah," pamit Monica sambil melambaikan tangan. Ia sangat bahagia bisa bertemu dengan adiknya. Andai saja Mentari bisa kembali ke rumah mereka, rumah dimana ada bi Sa, paak Ran, dan para asisten rumah tangga yang baik.
'Semoga saja papa berhasil membuat mama berubah pikiran. Pasti sangat bahagia jika kami bisa berkumpul.'
Monica tersenyum sepanjang perjalanan pulang. Sebelumnya perasaan Monica sedang buruk, tapi berubah setelah bertemu Mentari dan Ichi. William ikut tersenyum bahagia melihat putri kecilnya bahagia.
"Papa ada rapat di luar kota minggu depan. Kamu bisa pergi ke rumah mama bersama sopir dan asisten rumah tangga," ucap William. Ia tidak membuat lelucon, tapi Monica menggodanya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com