webnovel

Terima Kasih Atas Kemurahanmu (3)

Editor: Wave Literature

Ah, iya juga. He Jichen kan pacarnya Lin Ya. Mereka tak sengaja bertemu di hotel yang sama—wajar saja kalau mereka tidur bersama...

Tapi... Ji Yi merasa itu bukan urusannya. Ia tidak perlu berpikir macam-macam tentang mereka; ia hanya datang untuk memberikan sesuatu kepada Lin Ya. Semakin cepat ia memberikan barang itu, semakin cepat pula ia bisa pergi dari sana. Lagipula, ia begitu marah pada He Jichen baru dua jam yang lalu, jadi ia sama sekali tidak ingin melihat pemuda itu. Karena sekarang pemuda itu ada di kamar mandi, Ji Yi ingin menggunakan kesempatan itu untuk meletakkan barangnya dan segera pergi...

Dengan pertimbangan itu, Ji Yi tersadar dan segera memasuki kamar, membawa kantung belanjaannya.

Ji Yi tidak melihat Lin Ya di ruang tamu, jadi ia beranggapan bahwa gadis itu pasti ada di kamar tidur berhubung pintu-pintu ke ruangan lain tertutup.

Ketika He Jichen membuka pintu, ia hanya berkata: "bawa masuk". Lin Ya pasti sudah menceritakan padanya bahwa Ji Yi akan datang membawa barang untuk gadis itu, karenanya Ji Yi merasa tidak perlu berlama-lama untuk berbicara pada Lin Ya...

Ji Yi segera mengambil bungkusan pembalut dari kantung belanjanya dan meletakkannya di atas meja, agar Lin Ya mudah melihatnya. Kemudian ia segera berbalik dan bergegas menuju pintu.

Siapa sangka sebelum ia sempat keluar, pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka. He Jichen dengan santainya melangkah keluar dalam mantel mandi, mengeringkan tangannya dengan tissue.

Langkah Ji Yi tiba-tiba terhenti. Tangannya mencengkeram kantung belanjanya dan ia melangkah mundur

He Jichen berjalan dua langkah ke arah Ji Yi sebelum dia sadar bahwa ada orang lain yang berdiri di dalam kamarnya.

Tadinya ia mengira pelayan yang datang membawa kopi yang dia pesan, dan sedang menunggunya untuk menandatangani tagihan. Ia tidak berpikir panjang ketika menjulurkan tangannya ke depan Ji Yi untuk meminta tagihan.

Ji Yi terpaku atas tindakan He Jichen. Sesaat pandangannya terpusat pada jari-jemari yang panjang dan indah di depannya, lalu menengadah, dan menatap He Jichen, "Aku meletakkannya..."

Ji Yi ingin mengatakan bahwa ia meletakkan barang pesanan Lin Ya di atas meja, tapi hanya berhasil mengucap dua patah kata sebelum He Jichen mendadak menoleh dan menatap tajam ke arahnya. "Kenapa kau ada di sini?"

Apakah Lin Ya tidak memberitahunya kalau aku akan datang mengantar pembalut untuk dia?

Tentu saja Ji Yi tidak ingin He Jichen berpikir bahwa ia ke sana karena pemuda itu. "Aku mencari Lin Ya..."

Lin Ya? Lin tongxue ? Jika dia mencari Lin tongxue, mengapa tidak mencarinya di kamar dia? Mengapa mencari Lin tongxue di kamarku?

Terbersit di benak He Jichen bahwa minggu lalu, ketika kembali ke asrama sendirian setelah makan malam bersama keluarganya, Ji Yi juga menyebut nama Lin Ya saat menjawab teleponnya. Waktu itu dia bertanya, "Maaf, Apakah kau mencari Lin Ya?"

Jadi dia mengira kalau Lin Ya dan aku adalah pasangan?

"Baiklah..." He Jichen tiba-tiba tersenyum. Senyum yang cerah, tetapi matanya suram mengerikan. "...alasan yang bagus, benar-benar bagus!"

"Apa kau kira kau bisa seenaknya masuk ke kamarku, dan aku akan membiarkanmu tinggal begitu saja, dengan alasan itu?"

"Akan kuberitahu Ji Yi... Empat tahun yang lalu, aku membiarkanmu menyentuhku karena aku sedang mabuk. Empat tahun yang lalu, bahkan jika kau menawarkan uang padaku, aku tidak akan sudi menyentuh seujung rambutmu!"

"Kau benar-benar tak tahu malu! Baru saja di restoran aku mengatakannya dengan jelas, tapi kau masih saja punya nyali untuk datang ke kamarku!"

Apakah gadis ini begitu naif sampai mengira aku akan mempercayai alasan seperti itu... Ji Yi menundukkan kepalanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ia berjalan melewati He Jichen dan langsung menuju ke arah pintu.