webnovel

Satu-satunya Orang Yang Tak Pernah Melupakannya (1)

Editor: Wave Literature

Ji Yi tidak yakin jika dirinya sedang berhalusinasi, namun ia merasakan bahwa ada campuran berbagai ekspresi di mata "He Yuguang". Ia terlihat seakan sedang berusaha memutuskan apakah sebaiknya ia melakukan sesuatu, ataukah tidak.

Ji Yi mengerutkan kening dalam kebingungan, dan ketika ia hendak bertanya tentang hal itu, "He Yuguang" yang sama sekali belum bergerak hingga saat ini, tiba-tiba mengulurkan tangan dan menarik tas yang sejak tadi dipandangi oleh Ji Yi. Dari dalamnya ia menarik sebuah kotak kado, meletakkannya di atas meja, dan mendorongnya ke depan Ji Yi dengan ujung jarinya.

Ji Yi tertegun menatap kotak kado itu, lalu memandang "He Yuguang."

Meskipun Ji Yi tidak mengatakan sepatah katapun, He Jichen tahu hanya dengan melihat tatapannya apa yang dimaksud oleh Ji Yi. Ia menarik ponselnya dari saku, membuka aplikasi catatan, dan mulai mengetik.

Ketika selesai, ia menatap layar ponselnya sebentar seolah telah membuat keputusan, lalu meletakkannya di atas kotak kado.

Ketika Ji Yi mengangkat ponsel itu, He Jichen mengalihkan pandangannya ke jendela sehingga Ji Yi tidak dapat melihat ekspresi wajahnya.

Hadiah tahun baru ini seharusnya hendak diberikannya kepada Ji Yi dengan identitasnya sendiri sebagai He Jichen, namun pada akhirnya, ia memberikannya pada gadis itu sebagai pria lain yang dicintainya.

He Jichen sebenarnya tidak ingin melakukan hal ini, tetapi jika dia tidak melakukannya, ia tidak akan pernah bisa memberikan hadiah itu kepada Ji Yi.

Jadi tidak ada yang perlu disesali, bukan? Walau bagaimanapun, pada akhirnya Ji Yi menerima sesuatu darinyaꟷmeskipun ia tidak tahu identitas sebenarnya dari orang yang memberikan hadiah itu kepadanya.

Kata-kata yang diketik "He Yuguang" hanya empat kata: "Kado tahun baru untukmu".

Selain amplop merah yang diterimanya dari orang tuanya untuk tahun baru, ini adalah kado pertama yang diterima Ji Yi di tahun baru itu.

Ji Yi menatap kata-kata yang diketikkan "He Yuguang" pada layar ponsel dan gelombang kehangatan mengalir ke dalam hatinya. Setelah beberapa saat, ia mengembalikan ponsel "He Yuguang" dan berkata dengan suara pelan, "Yuguang Ge, terima kasih untuk hadiah tahun barunya."

He Jichen tidak mengetik lagi, tetapi menyunggingkan senyum di sudut bibirnya seolah hendak berkata: "Bukan apa-apa kok."

Makanan yang dipesan oleh Ji Yi datang dengan segera.

Mereka berdua duduk saling berhadapan ketika makan. Saat Ji Yi merasa kenyang, ia teringat apa yang melintas di benaknya ketika melihat "He Yuguang" di depan pintu: "He Yuguang tidak mungkin naik pesawat semalaman ke Lijiang..." Terlebih lagi, segera setelah masuk, pemuda itu langsung memeriksa pergelangan kaki Ji Yi...

Entah mengapa, Ji Yi merasa yakin bahwa kecurigaannya itu benar. Ia menggigit sumpit sambil menatap pria yang sedang menunduk sambil makan dengan tenang itu. Setelah beberapa saat, ia menurunkan sumpit dari mulutnya dan memanggil, "Kak Yuguang."

Mendengar panggilan gadis itu, He Ji Chen berhenti makan dan mendongak melihat Ji Yi.

Ji Yi menggenggam sumpitnya erat-erat sembari bertanya dengan suara pelan, "Kak Yuguang, apakah kau datang ke Lijiang dengan pesawat semalam?"

He Jichen sepertinya terkejut karena tidak menyangka Ji Yi akan bertanya tentang hal itu, tetapi ia lantas menegakkan punggung, dan mengangguk pelan.

Mendengar konfirmasi ini, hati Ji Yi bergetar lembut untuk sesaat sebelum ia bertanya, "Kak Yuguang, apakah pesawatmu baru mendarat jam setengah lima ketika kau membalas pesanku?"

He Jichen mengangguk lagi.

Jadi, semua kecurigaanku ternyata benar…

Tiba-tiba saja, jantung Ji Yi berpacu.

Tadi malam, begitu mendengar suara Ji Yi yang aneh melalui sambungan ponsel, hal pertama yang dilakukannya adalah bertanya di mana Ji Yi berada. Kemudian, ia mengirim orang untuk merawatnya.

Ji Yi berpikir bahwa tindakannya itu sudah cukup menunjukkan kasih sayangnya.

Ia tidak pernah membayangkan bahwa setelah "He Yuguang" meneleponnya, ia akan bergegas naik pesawat semalaman, menempuh perjalanan yang begitu jauh agar bisa berada di sisinya...