webnovel

Menyatakan Perang Demi Dia (7)

Editor: Wave Literature

Meskipun itu adalah kehamilan ektopik[1]1, rekap medisnya masih bisa dicek di Rumah Sakit. Jika ada yang membuka hal ini secara online, entah kontroversi macam apa yang akan timbul.

"Kau harusnya tahu kalau aku membuka aibmu ini pada mereka yang berkecimpung di dunia hiburan, kabar ini tentunya dengan cepat menyebar menjadi topik pembicaraan. Mereka akan bicara tentang Ji Yi yang sempat tenar sesaat, dan keguguran di usia delapan belas tahun. Para investor, produser, dan sutradara adalah orang-orang pintar. Tentunya mereka akan otomatis memasukkanmu dalam daftar black list..." Qian Ge, yang baru saja membalikkan serangan, berbicara dengan keramahan yang palsu, terdengar baik dan luar biasa manis, sembari tersenyum angkuh.

Qian Ge tidak salah. Setiap orang yang bekerja dalam industri ini memang licik. Tidak peduli seberapa bagus aktingnya, tidak akan ada yang berani mempekerjakan seseorang dengan "cerita suram".

Meskipun Ji Yi telah menduga sejak awal bahwa Qian Ge akan memberinya masalah jika ia berusaha untuk kembali ke dunia hiburan, Ji Yi tidak pernah menyangka bahwa serangan Qian Ge adalah sebuah pukulan telak. Jadi rupanya Qian Ge ingin menyingkirkanku secepat mungkin dengan sekali serang. Terlebih lagi, ia menggunakan taktik yang dapat melenyapkan seluruh kesempatanku untuk kembali berkarya, agar aku tak dapat lagi memberinya masalah di kemudian hari.

Sudut bibir Ji Yi mengatup.

Senyum Qian Ge kian merekah dan menawan. Karena Ji Yi masih membisu, gadis itu terus mengoceh. "Ji Yi, seperti yang sudah kubilang. Kau bukan lagi orang yang sama dengan dirimu yang empat tahun lalu. Ji Yi yang dulunya sangat berjaya kini sudah mati, maka akuilah kekalahanmu. Kau memang bukan tandinganku dengan keadaanmu yang sekarang..."

Di akhir celotehnya, suara Qian Ge terdengar kian berat, tegas dan angkuh, "Tidak sekarang, dan tidak akan pernah lagi!"

"Oh ya?" ujar Ji Yi tiba-tiba, setelah cukup lama membisu. Perlahan ia mengangkat pandangannya dan membalas tatapan Qian Ge dengan tenang. "Apa kau pikir kau bisa menghentikanku dengan cara ini?"

"Kalau begitu biar kuperjelas, Qian Ge. Kau salah. Mudah sekali lolos dari jebakanmu—asalkan aku menikah, semua yang kau katakan itu sama sekali tidak akan berpengaruh pada reputasiku. Malah, itu akan menjadi kesempatan besar bagi para investor, produser, dan sutradara untuk membangun antusias publik. Karena kehamilan di luar nikah memang topik pembicaraan yang sangat menarik. Dengan semua perhatian tertuju padaku, aku dapat menunjukkan sertifikat pernikahanku di depan mereka, dan membuat diriku makin tenar. Hal itu tidak akan lagi memberiku reputasi yang buruk, tapi justru sambil menyelam aku bisa minum airnya. Aku yakin mereka yang pintar akan setuju bahwa hasil yang demikian justru akan lebih baik!"

Qian Ge mungkin tidak pernah menyangka bahwa Ji Yi bisa memikirkan trik itu untuk mematikan serangannya. Senyum di wajah Qian Ge sirna seketika.

Gadis itu tak lagi tersenyum, dan kini giliran Ji Yi. "Kalau dipikir-pikir Qian Ge, Aku harus berterima kasih padamu. Kalau saja kau tidak menggali masa laluku, Aku tak mungkin punya kesempatan untuk memanfaatkan hal ini."

Ketika selesai bicara, Ji Yi tersenyum penuh ejekan pada Qian Ge dan tidak menghiraukan kegalauan di wajah gadis itu. Ji Yi berbalik hendak pergi, namun seolah teringat akan sesuatu, ia berhenti sejenak, lalu melirik ke arah Qian Ge. "Apa yang tadi kau bilang? Mengaku kalah? Aku yang sekarang bukan tandinganmu?"

Pandangan Ji Yi mendadak sedingin es, suaranya terdengar begitu tenang ketika berkata "Qian Ge, jika kecelakaan mobil tiga tahun yang lalu tidak bisa membunuhku, apa kau pikir, ada yang bisa menghentikanku tiga tahun kemudian?"