Jalanan sangat sepi. Suara tangisan Ji Yi tidak keras, namun terdengar hingga cukup jauh.
Berdiri di balik pohon tak jauh dari tempat itu, He Jichen mendengar suara tangisan yang tak ada hentinya itu. Kedua tangannya mengepal di sisi tubuhnya.
Ji Yi menangis untuk waktu yang sangat lama hingga akhirnya suaranya menjadi serak, namun air matanya terus mengalir.
Dia tak yakin apakah karena pengaruh alkohol atau karena dia telah menangis terlalu lama, namun ia merasa kekurangan oksigen. Ketika mengulurkan tangan untuk menghapus air matanya dan berusaha untuk berdiri, tiba-tiba saja dia tersungkur pingsan.
He Jichen, yang sudah sejak tadi memandanginya, segera beranjak dari balik pohon tanpa ragu sedikitpun.
Langkah kakinya lebar, nekat menghampiri gadis itu, lalu berhenti ketika berjarak setengah meter darinya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com