webnovel

2. menunggumu

  Ini hari pertamaku masuk sekolah karna memang sebelumnya bunda tak mengizinkanku untuk sekolah tapi dalam artian bukan benar benar gak belajar sama sekali bunda hanya ingin agar aku selalu berada dirumah katanya biar aku gak kenapa napa. Jadi yah selama tahun-tahun ini aku hanya bisa belajar dirumah tanpa adanya seorang teman.

   Namun aku bangga sama bunda dia tak pernah membiarkanku merasakan kehilangan dan kekurangan.

   Bunda selalu tahu apa yang aku mau dan apa yg aku inginkan. Awalnya aku sangat membencinya hanya karna aku merasa jika bunda terlalu berlebihan kepadaku. Padahalkan cuma sekolah sama seperti kebanyakan orang lainnya belajar di sekolah,,punya temen,,punya sahabat mungkin punya kisah cinta yg indah juga. tepi seiring dengan berjalannya waktu rasa itu tergantikan dengan rasa haru atas pejuangan nya yang tak pernah membiarkanku kekurangan kasih sayang

Dulu saat ayah ada bunda tak seperti ini

Tak pernah membatasi semua hal yang aku inginkan. Kecelakaan yg ayah alami 4 tahun yang lalu mungkin telah membuat bunda trauma akan sebuah kehilangan makannya dia berusaha sebisa mungkin untuk melindunhiku.

   Aku mengerti akan sikap bunda tapi sekarang aku bingung kenapa bunda membuarkanku sekolah dengan sebuah syarat harus ada yg selalu yang menemaniku saat aku tak berada dalam pandangan bunda.

  "Pagi tante" terkejut yah itu adalah hal pertama yg aku rasakan saat ini bagaimana tidak jika suara yg selama bertahun tahun ini tak aku dengar kini telah aku dengar kembali. Aku tak langsung membalikan tubuhku untuk melihat ke arahnya karna aku sangat sangat tidak siap untuk kembali bertemu dengan nya.

  "Pagi juga ri" loh kok bunda malah bales sapaannya dia sih.

"Sini fahri sapan dullu sebelum berangkat" kok bunda malah nawarin dia sarapan sih.

  Ku lihat dia berjalan ke arah meja yang berada disisi bunda karna memang sebelumnya bunda memberi isyarat agar dia duduk disamping bunda yang berarti aku harus sarapan dengan posisi berhadapan sama dia.. oh tidak ternyata hari pertamaku tak indah yang aku pikirkan tapi tunggu kenapa dia memakai baju seragam yang sama denganku jangan bilah dia lagi yang bunda maksud...

  Ahhh jika saja dari kemarin kemarin aku tahu aku akan satu sekolah dengan dia lebih baik aku tetap dirumah tapi ya sudahlah mungkin ini sudah takdinya aku bisa apa hanya menjalani dengan harus bersabar karna aku yakin dia tak akan memberikan kebebasan padaku

 

"Oh  iya bunda lupa kabari kamu liyya,, ada titipan salam buat kamu dari rian katanya maaf gak bisa nemuin kamu sebelum dia pergi" aku semakin terkejut lagi saat bunda bilang jika ian pergi memangnya dia akan pergi kemana kemarin juga ian tak memberi tahu apa apa.

"emangnya ian pergi kemana bun?"

"ke amerika?" aku hanya bisa mengerutkan kening semakin dalam dengan ke kagetan luar biasa. jadi kemarin itu hari terakhirku sama dia.

oh tidak sepertinya tidak akan ada yang menolongku sekarang.

"Dan liyya mulai saat ini fahri yang akan jagain kamu saat bunda gak disamping kamu" mataku melotot dengan seketika bagaimana tidak jika apa yang selama ini berusaha ku jauhi harus berakir dengan seperti ini.

   Oh ayolah bunda pasti bunda cuma main maain kan dengan ucapan bunda tak mungkin bunda membiarkan anak gadisnya ini dijga sama fahri orang yang bunda kenal betul kalau dialah yang selalu aku hindari ,,jauhi bahkan aku benci.

 Dan lihatlah sekarang dengan mudahnya bunda mengatakan jika dia yang bunda percaya untuk menjagaku.  Sungguh tak adil.

"Baik bun" ya hanya kata itu yang keluar dari mulutku aku tak berani mengatakan bantahan apapun karna aku tak mau jika pagiku ini dimulai dengan sebuah perdebatan.

"Ya sudah kalau begitu bunda ke atas dulu ya mau siap siap ke kantor" sepeninggalnya bu da kini hanya tersisa aku dan dia di meja makan.

Aku tak berani menatap wajahnya karna matanya yang setajam elang itu membuatku takut akan dirinya.

"Kamu udah selesai sarapannya?" Hah kukira dia aka  menyapaku dengan namaku ternyata dia hanya menanyakan hal itu oh ayolah liyya kau jangan terlalu berharap pada pria dihadapanmu ini bukankan dia yang telah membuatmu terluka dullu.

"Sudah" aku berlalu meninggalkannya di meja makan dan segera keluar karna aku tak tahun jika harus terus terusan berdekatan dengannya karna aku yakin itu akan sangat berbahaya bagi kesehatan jantung dan otakku.