webnovel

1. Menunggunu

"ah apa ini?" dengan sedikit kesadaran ku raih benda berat yang mengganggu tidur nyenyakku di hari favoritku hari minggu.

ahh kenapa lembut sekali uuuhh rasanya aku ingin memeluknya. "hey liyya cepat kau bangun ini sudah siang bukannya kau akan menemaniku?" ku tarik selimut tebalku untuk menutupi wajahku.

"oh ayolah liyya pantas saja kau masih se diri sampai saat ini orang kerjaannya tidur melulu" ini dia yang aku gak suka kalau dia sudah mengoceh tentang hal yang berkaitan dengan pacar-pacaran membuatku akhirnya mengalah dan berjalan dengan gontainya menuju kamar mandi.

oh ayolah kalian pasti mengertikan apa yang aku rasakan saat ini. sungguh aku benar-benar malas hari ini meski hnya untuk sekedar keluar dari kmar. aku heran kenapa dia selalu menggngguku meski hanya untuk sekedar membeli buku keluaran terbaru misalnya. kenapa gak ajak saja adiknya yang sudah pasti lagi gak ada kerjaan dirumah. sungguh benar-benar menjengkelkan. aku sendiri sehan pada dirku kenapa selalu aja au nerima ajakan dia.

oh tidak😲aku melupaan sesuatu. pasti kalian penasaran kan sama aku dari tadi aku ngomel mulu tapi gak ngenalin nama...hehe maaf yah... ok kawan kenalin namaku liyya aliysa hmm umurku baru 17 thn aku sendiri masih SMA kls 11...

oh ya ampun sepertinya aku sudah tua deh kayaknya dari tadi banyak banget hal-hal yang aku lupakan.

"ian,,kayaknya aku gak bisa deh nemenin kamu hari ini" kulihat mata coklatnya kini menatapku curiga "hari ini aku harus nyipen persiapan buat kepindahan sekolahku besok jadi aku gak bisa pergi" terdengar helaan napas dari mulutnya oh apakah dia marah atau tidak ya kuharap sih tidak marah karna bagiku kemarahannya adalah suatu hal yang aku takutkan.

"oh ayolah liyya kenapa kau jadi pelupa seperti ini bukannya kemarin kau sendiri yang bilang agar aku menemanimu hari ini" tunggu-tunggu kapan aku memintanya menemaniku hari ini ingatku aku tak pernah memintanya.

"liyya ayo cepat kenapa kau malah melamun" tiba-tiba saja ian menarik tanganku untuk segera bersiap "cepat jangan lama aku tunggu di bawah" hup ada apa ini kenapa aku pelupa sekali tapi kenapa ian bilang kalau aku yg menyuruhnya menemaniku lagi pula akukan meminta kakak buat nemenin aku apa jangan-jangan kakak lagi yg nyuruh ian buat nemenin aku. ah sudahlah dari pada bingung memikirkan hal yang gak ada ujungnya lebih baik ku bersiap saja.

kali ini aku sengaja memakai celana jeans, kaos pink polos dan terakhir karna cuaca di luar sedang dingin jadi ku pakai jakat tebalku agar aku tidak kedinginan dan yang paling terakhir ku ikat rambut hitamku kebelakang.

karna takut jika ian menungguku yang hamlir 1 jam lamanya dengan terburu-buru aku menghampirinya yg kini sedang sarapan di dapur. "hey liyya sarapan dulu yu" oh ayolah kenapa sipat ian selalu santai seperti ini "ian kok kamu malah sarapan sih katanya aku disuruh cepet tapi kok sekarang malah kamu yang lama" ian menghentikan sarapannha dan berbalik menatap wajahku yang mengomel sedari tadi dia makan.

"liyya aku belum sarapn dan karna kamu lama bersiap jadi kamu harus nerima akibatnya sekarang" ya ampun apa apain ini tadi dia mengganggu jam tidurku hanya untuk pergi dan sekarang dia menyuruhku menunggunya sarapan.ah benar benar mengesalkan seharusnya hari ini aku tidur seharian di rumah. "kamu gak sarapan?kenapa mata kamu merah jangan bilang kalau kamu semalam sulit tidur lagi" aduuhh ini nih lupa nggak ngompres dulu mata jadikan ian tau kalau aku semalam habis menangis. kenapa pula dia selalu peka sama keadaanku meski aku gak bilang sedikitpun apa jangan jangan dia punya indra ke enam lagi oh menakutkannya...

"heh kalau orang ngomong tuh dijawab jangan cuma diem aja kamu kira aku bicara sama angin" dia menjitak kepala cantikku ini membuatku kembali kealam bawah sadarku.

"iiiihhhh.. kamu kok jhat banget sih... kan sakit nih jadinya kepala aku.. gimana kalau tiba tiba aku amnesia kan kamu sendiri yang rugi" jitakannya memang gak terlalu keras sih cuman cukup membuatku kaget.

"siapa suruh melamun" dia melengos meninggalkanku yg berdecak sebal akibat perbuatannya itu.

"eeehh kamu mau kemana?" teriakku yg mungkin akan mengganggu orang orang yg masih ada di rumah ini.

"liyya cepet jangan ngelamun lagi" oh apa ini pagi pagi sedah saling ribut saja bangai mana nanti ah menyebalkan jika seperti ini terus mungkin saja aku akan mati gara gara marah marah mullu.

"iya iya tunggu bentar"segera ku susul dia yg kini telah menungguku di halaman depan.

sepanjang perjalan di mobil hanya suara kendaraan yg kudengar diiringi dengan lagu yg ian putar entah kenapa suasana menjadi canggung seperti ini tak seperi biasanya kurasa dia marah padaku tapi masa ia gara gara mataku saja dia sampai marah oh ayolah siapapun juga tau jika mata merah bukan hanya akibat kurang tidur saja kan. lagi pula semalam kan cuma nonton film favorit ku saja sampai larut malam itu kan gak salam lagi pula nontonnya juga cuma sampai pukul tiga tolong kalian garis bawahi kata "cuma" lalu setelah itu aku tidur kan lagian juga aku terbiasa kok meski sampai gak tidur semalam tapi kok dia marah ya seharusnya juga aku yang marah ahh benar-benar hari yg menyebalkan.

"liyy" ah tuh kan dia buka suara juga kenapa gak dari tadi aja coba manggil aku memang sangat mengesankan ternyata dia gak sanggup deh kayaknya gak bicara padaku walau sebentar.

"liyy,,,maaf ya mungkin kata-kataku tadi buat kamu sakit hati" ow ayolah kenapa pula dia harus minta maaf kan dia gak salah.

"gak papa kok kamu gak salah apa apa alu yg slah slalu aja keras kepala" kulirik sebentar wajah ian yg sedang fokus fokusnya menyetir.

"makasih yah udah maafin aku,, maaf slalu ngatur ngatur kamu aku cuman gak mau kalau kamu sakit" kurasakan guratan kecemasan dalam nada suara nya.

"makasih udah mencemaskan kesehatan aku" oh sungguh aku gak pernah menyangka ternyata masih juga ada orang yg mengkhawatirkan kondisiku.

" hmmm,,,sama-sama" kami hanya bisa saling tersenyum satu sama lainnya setelahnya kami kembali sama-sama terdiam namun kini aku tak merasa lega karna telah meminta maaf kepadanya.

aku tahu jika aku benci dengan suasana diam tapi ini lebih baik jika nanti kembali lagi ribut lebih baik diam saja lagipula aku masih gak enak sama dia apa-apa selalu aja ngerepotin rian.

tapi tunggu bukankan saat aku terbangun tdi ada benda berat yang lembut di kasurku tpi apa.

"kenapa melamun li?" lamunnku buyar saat kami berhenti di lamu merah.

" hah apa nggak kok aku nggak melamun" masih bingung aku jawab pertanyaan rian sekenanya saja.

"yakinn" sepertinya rian tak percaya dengan ucapanku barusan badahal kan aku memang tak melamun aku hanya berpikir tentang benda aneh yg ada di ranjangku saja.

"ian aku kok merasa aneh yah kenapa di ranjangku ada benda berat yg lembuat banget" akhirnya aku memberaanikan diri untuk bertanya pada rian.

"jdi kamu gak tahu kalau tdi itu boneka pesenan kamu,,kamu anrh deh bukannya kemarin kamu yang bilang kalau kamu minta dibeliin boneka sebagai kado karna akhirnya kamu sekolah lagian juga ya kenapa pula kamu jadi pelupa kayak gini sih biasanya kan kamj peka" aku hanya bisa meringgis saat aku tahu jika ternyata saat ini ian kesal karna dari tadi aku lupa akan segala hal.

"warna fanta?" ucapku seperti sedang berbisik aku takut jika ucapan ku nantinya salah.

"iya liyya aliysa" kurasa dia memang kesal buktinya dia sampai memanggil namaku lengkap.