webnovel

Bab 17

Aku mengikuti Muzan dari belakang. Detak jantungku bertambah cepat kerana aku sedikit gugup hanya dengan melihat sosokByobya Muzan.

Muzan kemudian duduk di tengah kamar, Aku yang melihat Muzan duduk langsung berlutut tanpa diperintah

Muzan memandangiku sambil berkata "Selain darah, apa yang kau inginkan, Toshio?"

Aku sedikit ragu tentang hal ini. Aku tidak terlalu berpikir.

Aku telah bertambah kuat dan mendapatkan posisi di bulan atas. Menurutku ini cukup tidak ada hal lain yang lebih bagus.

"Apa sahaja yang Nyonya Muzan berikan akan saya terima dengan senang hati." ucap Toshio.

Muzan menghela nafas mendengar perkataanku. Hal ini sudah diprediksi olehnya.

"Baiklah kalau begitu." ucap Muzan sambil menepuk pahanya.

"Hm?" Aku tertanya-tanya menepuk pahanya berulang kali.

"Kesini... Kepalamu taruh disini." ucap Muzan sambil menunjuk dipahanya.

"Huh?" Aku ingin menolak permintaan Nyonya Muzan tetapi dipotong olehnya terlebih dahulu.

"Jangan banyak cerita. Aku telah beri izin tinggal baring sahaja." ucap Muzan.

Mendengar perkataan Muzan, aku hanya bisa mendengarkannya.

Aku berbaring di lantai dan menaruh kepalaku di pahanya sambil memejamkan mata.

"Buka mulutmu." ucap Muzan.

Aku menuruti permintaan Nyonya Muzan dan membuka mulutku. Aku merasakan beberapa tetes air masuk ke mulutku.

Aku menelan air itu dengan lancar. Aku membuka mataku dengan terkejut kerana kekuatanku meningkat dengan pesat!

"Bagaimana enak?" tanya Muzan.

Mendengar pertanyaan Muzan aku baru menyadari bahwa air yang kutelah adalah darahnya Nyonya Muzan.

"Sangat enak Nyonya Muzan, mungkin yang terenak yang pernah ku rasa." ucap Toshio.

Aku tidak berbohong, darah Nyonya Muzan adalah pertama kurasakan sejak aku menjadi iblis.

"Bagus kalau begitu, untuk hadiah lainnya." Muzan memperhatikanku sebentar dan memegang kimonoku yang berwarna kuning kehitaman.

"Nyo-" Sebelum aku bisa menanyakan apa yang akan dilakukan oleh Nyonya Muzan.

Dia menarikku dan menciumku dengan ganas. Dia melilitkan lidahku dengan cepat.

Aku ingin menolak tetapi Nyonya Muzan tidak membiarkanku. Dia mencium ala Francis ini selama beberapa menit sebelum melepaskannya.

"Huh... Huh... Huh..." Aku dan Nyonya Muzan kehabisan nafas akibat hal tadi.

"Itu adalah hadiah kerana mendapatkan informasi bunga Spider Lily." ucap Nyonya Muzan.

Wajah Nyonya Muzan tidak sedatar pertama kali tetapi memilki rona merah.

Aku cukup terkejut melihatnya kerana aku tidak pernah terpikir Nyonya Muzan bisa menunjukkan hal seperti ini.

"Kau sudah bisa pergi." ucap Muzan.

"Kalau begitu saya permisi Nyonya Muzan." ucap Toshio.

Aku mundur ke belakang dan membuka pintu. Beberapa saat setelah membuka pintu, aku diteleportasikan oleh Nakime ke hutan sebelumnya.

*Bersambung