Drettt!
"Apa lagi?!" Suara Andra meninggi ketika mengangkat telpon yang tidak ia baca.
"Kenapa Mas emosi?" Suara itu milik istrinya. Andra mengeluarkan napas panjang.
"Ya Allah ... maafkan aku. Aku akan bicara penting. Kita ketemu ya? Kamu belum sibukkan?" tanya Andra.
"Silahkan ...."
"Astagfirullah ... kita bicaranya nanti saja. Maaf aku lupa. Aku ada pertemuan juga. Faisal pasti sudah menunggu. Sayang ... kuatkan aku untuk mempertahankan rumah tangga kita. Ya ...." Suara Andra sangat serak.
"Mas ... aku menelpon karena khuwatir. Hatiku perih secara tiba-tiba. Mas ... jangan menyerah," kata Anna. "Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam," Andra menutup telpon. Ponselnya bergetar, dia membaca.
"Rafa?" Dia segera mengangkat telpon iti.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com