"Cielo William, maukah kamu menikah denganku?"
Cielo menatap cincin berlian itu dengan jantung yang berdebar-debar kencang dan napas yang terengah-engah. Ia menoleh ke arah ayah dan ibunya. Mereka tersenyum sambil mengangguk, menyemangatinya.
Namun, Cielo tetap berpegang teguh pada pendiriannya. Ia tidak mau menikah dengan Justin.
Cielo menutup kotak cincin itu dan menatap Justin dengan pandangan tajam. "Justin … Aku tidak bisa menerima lamaranmu."
"Apa?" Justin menyipitkan matanya. "Aku mohon, Cielo. Aku sungguh-sungguh memintamu untuk … untuk menerimaku. Aku tahu jika aku telah bersalah padamu. Aku mohon, jangan tolak aku lagi. Aku … aku sangat mencintaimu, Cielo," ucap Justin dengan wajah sedih dan putus asa.
"Ada apa, Sayang?" Ibunya memegang tangan Cielo.
Gunawan berdiri di tempatnya sambil menatap Cielo dan Justin secara bergantian. Wajahnya tampak terkejut, seolah tak percaya jika Cielo akan menolaknya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com