Sejak tadi anaknya Cielo rewel terus. Susah payah Cielo menenangkannya. Cedric adalah favorit anaknya. Ia biasanya tertawa melihat Cedric. Namun, tidak kali ini.
"Kenapa, Sayang? Sudah dong, jangan menangis terus," kata Cielo sambil mengusap-usap punggung bayinya. Usianya sudah tiga bulan sekarang. Badannya sudah semakin berat.
"Dede Arsi jangan menangis. Sini lihat ke Om." Cedric menggoda bayinya sambil tersenyum dan memiring-miringkan kepalanya.
Cielo masih belum memberikan nama untuk bayinya, tapi Cedric bersikeras menyebutnya Arsi, entah itu nama dari mana, tapi Cielo menyukainya.
"Bayi Nyonya Cielo!" panggil suster.
Cielo pun bangkit berdiri. Betapa terkejutnya ia karena Ello tiba-tiba ada di sebelahnya.
"Hai, Cielo," sapa Ello.
"H-hai." Cielo jadi gugup. "Uhm, aku harus masuk sekarang."
"Oh, baiklah." Ello mengangguk.
Cielo pun masuk ke dalam bersama Cedric. Dokter memeriksa bayinya dengan stetoskop.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com