"Tia? Sudah lama sekali kita tidak bertemu," sapa Om Rendra.
Cynthia terkejut bukan main. Ia meremas salah satu pegangan kayu piano. Sepertinya Om Rendra menyadarinya. Ia menarik tangan Cynthia agar melepaskan kayu itu.
"Jangan pegang itu, nanti tutup pianonya bisa jatuh," kata Om Rendra perlahan, tapi justru malah membuat Cynthia gemetar bukan main.
"Om Rendra … bagaimana bisa Om tahu aku ada di sini?" tanya Cynthia sambil menundukkan kepalanya, tidak berani menatap mata Om Rendra.
"Sebenarnya aku tidak tahu. Aku ke sini untuk membeli biola untuk anakku, tapi aku malah bertemu denganmu. Sepertinya kita berjodoh," kata Om Rendra dengan nada bicara yang tenang.
Mereka pun pergi ke café terdekat untuk bicara berdua. Cynthia tegang bukan main. Ia merasa seperti ia akan disidang oleh ayah keduanya. Om Rendra terkadang sudah seperti ayah angkatnya sendiri.
"Bisakah kamu jelaskan pada Om, kenapa kamu tidak jadi berangkat ke Austria? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Om Rendra.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com