Justin tampak tertegun mendengar perkataan Cielo. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali sambil tersenyum sumringah.
"Kamu sedang bercanda, ya kan?" ujarnya yang kemudian terkekeh pelan.
"Apa aku terlihat seperti yang sedang bercanda?" Cielo mengangkat sebelah alisnya.
Justin nyengir. "Mungkin tidak. Aku pun tidak tahu. Jika aku terlalu banyak berharap padamu, nanti aku akan kecewa."
"Ah, begitu ya. Apa aku sering mengecewakanmu?"
"Tidak." Justin tertawa lagi. "Kamu membuatku terkejut, Cielo. Aku pikir, kamu sangat membenciku karena perbuatanku di masa lalu. Apa ini artinya kamu sudah memaafkanku?"
"Tidak juga. Aku tidak semudah itu bisa memaafkanmu," ujar Cielo jujur.
"Jadi …, apa maksudnya? Kamu belum memaafkanku, tapi kenapa kamu mau menikah denganku? Sungguh tidak masuk akal."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com