"Kenapa? Kamu ini sombong sekali," ujar Cynthia cemberut. Ia duduk di kursi meja rias sambil memandang wajahnya di cermin. Ternyata ia terlihat jelek sekali jika sedang cemberut.
David terkekeh. "Bukan begitu. Justru penampilanku tidak sempurna. Aku malu kalau dilihat olehmu. Nanti aku jadi semakin minder. Seharusnya kamu yang tampil, bukan aku."
"Astaga, David. Kamu itu selalu saja merendah."
"Aku serius, Tia. Hmmm, bagaimana jika kita bertemu malam ini? Aku ingin makan denganmu. Apa kamu ada waktu?"
Cynthia melihat jam di ponselnya. Sekarang sudah pukul setengah enam sore.
"Baiklah. Kamu yang menjemputku ke rumah ya."
David terkekeh lagi. Sahabatnya itu memang senang sekali tertawa. "Sebenarnya, aku sudah ada di dekat rumahmu. Aku meneleponmu untuk memastikan jika kamu ada di rumah."
"Hah? Kamu serius?" Cynthia melebarkan matanya dan kemudian bangkit berdiri.
"Ya. Uhm, aku akan menunggumu. Kalau sudah siap, telepon aku ya. Nanti aku langsung ada di depan rumahmu."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com