webnovel

Menikahi Barista Ganteng

Cielo William adalah seorang gadis yang cantik dan bergelimang harta. Hidupnya tampak begitu sempurna karena di usianya yang matang, ia sukses menjalankan bisnis Hotel Poseidon milik ayahnya dan ia pun memiliki seorang kekasih yang tampan, serta kaya raya. Justin Sugiatno, kekasih Cielo yang sempurna dan ia sangat tergila-gila pada pria itu hingga orang tua mereka pun setuju untuk menjodohkan mereka. Awalnya kisah cinta mereka berjalan baik hingga akhirnya Cielo bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan. Graciello Andreas, seorang karyawan di Hotel Poseidon, telah membuat perasaan Cielo jungkir balik. Setiap kali mereka bertemu, selalu saja terjadi masalah dan Cielo sangat kesal pada pria itu. Cielo dan Justin akan segera bertunangan, tapi sesuatu terjadi. Justin mabuk, dan pria itu nyaris menodai Cielo. Graciello pun datang untuk menolongnya. Semenjak kejadian itu, Cielo pun tidak ingin melanjutkan hubungannya dengan Justin, tapi ia terlalu takut untuk mengakuinya pada orang tuanya. Terpaksa, Cielo melakukan kawin kontrak dengan Graciello supaya orang tua Cielo percaya dan menjauhkan Justin dari hidupnya. Demi setumpuk uang untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang barista, Graciello pun setuju melakukan kawin kontrak tersebut. Apa yang akan terjadi jika kucing dan anjing disatukan dalam satu ranjang yang sama? Ikuti kisah perjalanan cinta Cielo. Hanya di Webnovel. PS: Buku ini adalah sekuel dari buku Terima Aku Apa Adanya.

Santi_Sunz · Urbano
Sin suficientes valoraciones
402 Chs

122. Latihan Tidur Bersama

Cielo menelan ludah. Ia pasti sudah gila dan kehilangan akal sehat. Ia tidak boleh berpikiran kotor seperti itu.

Jadi, Cielo mendecak kesal sambil menegakkan tubuhnya. "Sadar! Sadar!" serunya sambil menoyor kepalanya sendiri.

Ia memarahi dirinya sendiri karena tidak bisa mengontrol pikirannya dengan benar. Tidak ada wanita yang menyukai pria lebih dulu.

Harus diakui jika Cielo memang telah menyukai pria itu, tapi ia tidak bisa menunjukkannya atau mengaku begitu saja pada pria itu. Bisa jadi, Ello akan besar kepala dan bersikap menyebalkan.

Seharusnya posisi Cielo yang ada di atas angin. Dialah yang mengatur segala sesuatunya, bukan Ello. Jadi, Cielo tidak boleh pasrah pada perasaannya. Jadi, ia pun membalikkan badannya dan berjalan menuju ke kasurnya.

"Kamu pakai daster itu lagi?" ujar Ello yang membuat langkah Cielo terhenti.

Ia pun membalikkan badannya sambil membelalak lebar. "Eh, iya. Aku pikir kamu sudah tidur."