webnovel

Menikahi Barista Ganteng

Cielo William adalah seorang gadis yang cantik dan bergelimang harta. Hidupnya tampak begitu sempurna karena di usianya yang matang, ia sukses menjalankan bisnis Hotel Poseidon milik ayahnya dan ia pun memiliki seorang kekasih yang tampan, serta kaya raya. Justin Sugiatno, kekasih Cielo yang sempurna dan ia sangat tergila-gila pada pria itu hingga orang tua mereka pun setuju untuk menjodohkan mereka. Awalnya kisah cinta mereka berjalan baik hingga akhirnya Cielo bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan. Graciello Andreas, seorang karyawan di Hotel Poseidon, telah membuat perasaan Cielo jungkir balik. Setiap kali mereka bertemu, selalu saja terjadi masalah dan Cielo sangat kesal pada pria itu. Cielo dan Justin akan segera bertunangan, tapi sesuatu terjadi. Justin mabuk, dan pria itu nyaris menodai Cielo. Graciello pun datang untuk menolongnya. Semenjak kejadian itu, Cielo pun tidak ingin melanjutkan hubungannya dengan Justin, tapi ia terlalu takut untuk mengakuinya pada orang tuanya. Terpaksa, Cielo melakukan kawin kontrak dengan Graciello supaya orang tua Cielo percaya dan menjauhkan Justin dari hidupnya. Demi setumpuk uang untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang barista, Graciello pun setuju melakukan kawin kontrak tersebut. Apa yang akan terjadi jika kucing dan anjing disatukan dalam satu ranjang yang sama? Ikuti kisah perjalanan cinta Cielo. Hanya di Webnovel. PS: Buku ini adalah sekuel dari buku Terima Aku Apa Adanya.

Santi_Sunz · Urbano
Sin suficientes valoraciones
402 Chs

111. Water Sport

Cielo dan Ello turun menggunakan lift menuju ke lobby. Cielo sudah meminta pihak hotel untuk menyiapkan mobil untuknya dan Ello. Ia tidak membutuhkan supir karena Ello yang akan menjadi supirnya.

Mereka sudah di dalam mobil. Ello memasang wajah masam sambil menoleh pada Cielo.

"Kamu menyuruhku untuk menyetir?" protes pria itu.

"Ya, apa kamu tidak bisa membawa mobil manual?" Cielo menautkan alisnya. Rasanya tidak masuk akal.

"Bisa. Bukan itu maksudku. Aku kan tidak tahu jalanan di Bali!"

"Untuk apa kamu punya ponsel pintar?" Cielo mengeluarkan ponselnya dari tasnya dan menyetel GPS menuju ke alamat tempat wisata yang Ello maksud.

"Wah ternyata jauh juga ya. Kita tidak akan kesiangan kan?" tanya Ello.

"Ini kan masih pagi … menuju siang."

Ello memutar bola matanya. Lalu mobil pun melaju dengan cepat, meninggalkan parkiran hotel.

Cara Ello membawa mobilnya begitu nyaman, membuat Cielo jadi relaks. Ia menaruh ponselnya di tempat yang memang biasa dipakai untuk menaruh ponsel.