Jeanna terbangun dan mendapati dirinya masih duduk di depan pintu. Ia tadi menangis sampai tertidur di sana. Untungnya Rain tidak datang ke sana. Bisa-bisa pria itu akan meledek Jeanna habis-habisan dan melemparkan kata-kata kejam lagi.
Jeanna perlahan berdiri dan kakinya terasa kaku. Jeanna berusaha mendapatkan keseimbangan lebih dulu sebelum berjalan dan pindah ke sofa. Jeanna mengecek jam dan terkejut mendapati jam sudah menunjukkan pukul tiga sore. Semalam memang Jeanna tak bisa tidur nyenyak juga setelah Rain pulang.
Selain itu juga … mentalnya lelah. Untuk menghadapi Rain, untuk menghadapi perasaannya pada Rain, dan terakhir, menghadapi ibu Rain. Wanita itu benar-benar kejam. Namun, apa yang dilakukan Rain lebih kejam lagi.
Jeanna mengusap pipinya dan merengut. Itu benar-benar sakit.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com