"Dasar tidak berguna!" Rain menatap Jeanna marah. "Beraninya kau pergi tanpa melapor padaku," sengit Rain.
Jeanna yang masih terduduk di lantai menunduk. "Maaf, Pak …"
"Aku tidak butuh maafmu!" bentak Rain. "Pergi! Melihatmu benar-benar membuatku muak."
Jeanna perlahan berdiri, lalu membungkuk pada Rain dan ibunya dengan kepala tertunduk sebelum pergi dari sana.
Rain lalu menatap ibunya. "Apa dia membuat masalah?" tanya Rain.
Ibu Rain mendengus kesal. "Apa dia selalu sekeras kepala itu?"
Rain menggeleng. "Dia selalu menuruti semua perintahku, karena itu aku belum bisa sepenuhnya percaya padanya dan memasang pelacak di ponselnya. Kupikir, dia dikirim seseorang untuk memata-mataiku. Karena itu, aku terus melacak keberadaannya."
Rain menatap sekeliling lobi gedung itu. "Dan aku tak tahu jika gedung ini milik Ibu."
Ibunya mendengus kasar. "Ini hadiah yang baru kudapatkan minggu lalu," jawab ibunya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com