"Maafkan saya, Pak," ucap Jeanna, entah untuk yang keberapa kalinya dalam perjalanan meninggalkan klub malam itu.
Seperti yang sebelum-sebelumnya, Rain tak menanggapi.
"Saya tadi panik karena tiba-tiba ada tangan yang meraba-raba …"
"Sudah kuduga, kau pasti akan membuat masalah," desis Rain.
Jeanna merengut. Apa itu salahnya jika pria hidung belang itu …
"Jika kau terus menempel padaku, itu tidak akan terjadi, apa kau tahu?" sengit Rain.
Menempel bagaimana? Rain berharap Jeanna akan menempel-nempelkan tubuhnya pada Rain seperti para wanita-wanita lainnya di dalam sana tadi?
"Jika sejak awal kau duduk di pangkuanku, tentu tidak akan ada yang berani mendekatimu," lanjut Rain.
Jeanna menarik napas dalam, berusaha mengendalikan diri meski lagi-lagi Rain merendahkannya. Pria itu meledek keputusan Jeanna yang memilih menjual jiwanya alih-alih tubuhnya. Dasar iblis!
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com