Jeanna terbangun karena suara interkom. Jeanna beranjak duduk dan menatap sekliling. Dia sudah berada di kamar hotel. Itu pun, tanpa Rain di sana. Jeanna menoleh meja samping tempat tidur tempat interkom berada. Ia juga mendengar suara dering yang sama.
Jeanna menggeser tubuhnya dan mengangkat telepon itu. Apakah ada masalah? Apakah dari bagian resepsionis atau …
"Bagaimana kabarmu, Adik Ipar?"
Jeanna seketika mematung. Suara ini … Harvey. Tangan Jeanna seketika gemetar. Bayangan tubuh yang seketika jatuh di depannya, darah dari kepala menggenang di meja.
Di saat seperti ini, Jeanna seketika teringat pada Rain. Jika pria ini datang, maka … Rain dalam bahaya. Dia selalu mengincar Rain dan hanya menggunakan Jeanna sebagai umpan. Saat ini … hanya satu yang harus Jeanna lakukan.
"Apa … yang kau inginkan?" Bahkan suara Jeanna bergetar.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com