"Apa itu ulahmu, Rain?" tanya ibu Rain di telepon.
"Ya," jawab Rain.
"Untuk apa kau membuat keributan seperti itu?" protes ibunya.
"Aku sudah menemukan Carol," Rain menjawab.
"Kau sudah membunuhnya?" tuntut ibunya.
"Aku merasa sayang harus membunuh senjata sekuat Carol," sahut Rain,
"Senjata?"
"Ya. Anak itu bisa menjadi senjata, dan bisa menjadi tawanan," balas Rain. "Kalau-kalau Papa bangun, Papa juga tak akan bisa melakukan apa pun karena putri kesayangannya ada di tangan kita."
Ibu Rain tertawa. "Kau … merencanakan sampai sejauh itu?"
"Pendukung Papa masih belum sepenuhnya menyerah. Jika mereka mencoba melawan kita dan membangunkan Papa, itu akan menjadi masalah, kan?" singgung Rain.
"Benar juga," gumam ibunya. "Tapi … untuk apa berita itu?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com