Warning 21+ part!!
"Ssshhh shit makin ce....pat....ouh pintar sayang-----"
Mulut pria itu meracau, mendesah blingsatan mirip orang kesurupan, sejak tadi Eunhyuk menjambak dan meremas rambut panjang Nara yang entah bagaimana bentuk nya sekarang, dia memaksa mulut mungil gadis itu mengulum batang penisnya yang panjang dan besar.
Nara mengeluh karena remasan tangan Eunhyuk di rambutnya, yang sejak tadi mendesah, akibat keenakan kejantanan nya berada dalam mulut mungil gadis yang belum genap dua puluh tahun.
pria sinting!
Jika saja ibu dan ayahnya tahu, mungkin mereka akan langsung mati kaget melihat anak lelakinya dan putri bungsu nya, main oral seks di dapur rumah keluarganya.
"Hiks sudaah...aaahkkk akuhh tak tahaan mmmpth oppa------"
"Shit sebentarr aku mau sampai.....----- lebihhh cepat Nay -----"
Rasanya nafas Nara hampir putus, mulutnya penuh oleh batang penis itu yang besar dan panjang, tegak berdiri hampir tak muat masuk mulut, dan membuatnya ingin tersedak karena eneg dan Jijik.
Nara juga tak tahan ingin muntah karena ini benar benar menjijikkan, seumur hidup dia belum pernah mengulum penis pria, seperti makan permen lolipop begini.
"Aaahh sayang aku sampai ouh... shitt..... arrgghhhh"
Nara terkejut setelah beberapa menit memasuk keluarkan benda panjang besar itu di mulutnya, dia benar benar di buat tersedak karena semburan sperma Eunhyuk yang luar biasa banyak, menyembur masuk ke mulutnya dan saat dia buru buru melepas penis itu, otomatis muncrat mengenai wajah dan leher nya juga.
Akhirnya gadis belia itu tak tahan lagi, berlari ke wastafel memuntahkan isi mulutnya sambil terbatuk batuk, pengalaman pertama yang luar biasa, terpaksa menelan cairan sperma pria, dan itu milik kakak nya.
Eunhyuk menyesal juga, lihat saja gadis sepolos Nara jadi pelampiasan nafsunya, dan harus menangis karena masih kaget dengan ulah kakaknya tadi.
"Aissh diamlah Nay, aigoo ahjumma bisa bangun jika kau terus sesenggukan begini"
"Hiks kamu jahat hoek.....hoek tidak enak hiks hiks....."
Eunhyuk mulai membujuk gadis itu, dia mengusap rambut Nara, memijit tengkuk gadis itu yang masih terus muntah karena tak tahan dengan rasa aneh sperma tadi.
Eunhyuk terpaksa membersihkan bibir dan wajah gadis itu dengan air dari kran wastafel, sebelum ada yang datang dan memergoki mereka lalu melihat Nara yang telanjang, lebih baik dia segera membawa gadis itu ke kamar atas agar lebih aman.
"Kyaa oppa apa yang mmptt------"
"Sstt diamlah, kenapa sih kau suka sekali teriak? haisssh pegangan di leherku nanti kamu jatuh"
Nara terpaksa melilitkan lengan nya di leher Eunhyuk, dan pasrah saja saat pria itu membawanya naik ke lantai dua dengan membopong tubuh ramping Nara, setelah menyelimuti tubuh telanjang gadis itu dengan kaos nya.
*
*
*
Sinar matahari pagi menyeruak masuk di korden berwarna putih itu, di jam yang berada di angka tujuh pagi.
Suara ponsel terdengar keras bergetar di ranjang berseprei pink itu, di dekat Eunhyuk yang masih terlelap di dalam selimut yang hangat, dan terpaksa terjaga karena suara berisik itu.
"Aissh hoam siapa sih menelpon sepagi ini?"
Eunhyuk menyambar benda pipih itu, matanya masih merem karena masih ingin tidur lagi, dan dia menempelkan speaker ponsel itu di telinga nya tanpa melihat identitas si penelpon.
"Nara-a halo, aigoo lama sekali nak kamu mengangkatnya"
"---------"
"Halo Nara...kenapa diam, ini eomma"
Eunhyuk mendelik kaget, dia baru sadar itu bukan ponsel miliknya, dan di mana dia sekarang? Sambil buru buru duduk dan melihat nama si penelpon, pria itu baru sadar jika dia berada di kamar Lee Nara sejak semalam.
"Astaga mati aku----"
Klik
Eunhyuk buru buru mematikan sambungan tadi, untung saja dia tak mengatakan apapun, demi tuhan itu ibunya yang baru saja menelpon, apa jadinya jika ibu nya tahu Eunhyuk yang menjawab ponsel milik adiknya.
"Aish bagaimana ini?"
Eunhyuk melirik gadis itu di sebelahnya, wajah Nara yang hanya terlihat sedikit di balik selimut dan masih terlelap dengan nyaman, seakan tak terusik bunyi keras suara ponsel nya tadi.
"Nara-ya aigoo ayo bangun cepetan, aish eomma menelpon mu"
"Ngh...hoam apa----"
"Yak bangun Lee Nara...!!"
"Nghh.....apa sih.....?"
Gadis cantik belia itu hanya menggeliat malas, namun malah tak mau membuka matanya dan memeluk boneka hello Kitty besarnya.
"Bangun Lee Nara, Jika tidak oppa benar benar akan menidurimu ayo bangun....."
"aish..... hoam ngh kenapa sih?"
Nara mengerjap kan matanya panik, dia baru sadar saat melihat kakaknya di ranjang nya juga, malah saat ini bertelanjang dada, dan dia sendiri hanya mengenakan pakaian dalam, apa mereka semalam?
"Kyaaa~...oppa kenapa kamu di sini!?!?!?! Mmmpphtt...."
"Haish bocah ini....sstt diamlah aduh kau bisa membuat seisi rumah ke sini semua!"
Nara menggeleng kesal karena tak bisa bernafas, dia buru buru menarik tangan Eunhyuk yang membungkam bibirnya tadi, dan dengan beringas memukul dada telanjang pria itu.
"Kya~ kenapa oppa tidur di sini heuh!!?? pergi dari kamarku pergi....kyaaaaaa eommma....!!"
Tok.....tok...tok.....tok...
"Nona muda Nara!!! Ada apa?? Nona kenapa??"
"Mmpphttt....------"
"Diam sstt aisshh Nay diam..... bisa gawat jika ahjumma Jung masuk"
Eunhyuk berbisik, masih membungkam bibir adiknya, dia was was melihat ke arah pintu kamar gadis itu karena takut ahjumma Jung, masih mengetuk di luar karena teriakan histeris Nara tadi.
"Sst~ diamlah, jangan teriak teriak lagi"
Nara mengangguk pelan, jika pelayan rumah mereka sampai masuk dan melihat Eunhyuk ada di kamar Nara sepagi ini entah apa yang akan di pikirkan pelayan tua itu nanti.
Tok tok....tok...
"Nona muda kenapa?? Nona Nara----"
"Aku tak apa apa!! Tadi ada kecoa saja kok ahjumma!"
"Huft~ ada kecoa ya.....yasudah cepat turun sarapan nya sudah siap"
"Nde ahjumma----"
Nara dan Eunhyuk masih was was menatap pintu kamar mereka, dan parahnya mereka lupa tadi malam mengunci atau tidak pintu kamar itu.
sama sama tolol.
Pasangan serasi....
*
*
*
Wajah gadis cantik itu masih merah, merona dan entah bagaimana bentuknya, dia menggelung rambut panjang coklat nya di depan cermin toiletnya, dengan bibir cemberut karena semalaman setelah di paksa Eunhyuk melakukan oral seks, pria itu benar benar tidur di kamar nya.
"Argh eomma kenapa dengan ku?"
Nara memeriksa frustasi tubuh atasnya, banyak sekali ruam ruam merah terutama di seputaran payudaranya, karena ulah Eunhyuk kakaknya tadi malam, dan gilanya lagi dia tersenyum saat membayangkan nikmat nya bibir pria itu mencecapi dan menelusuri tubuh nya, sepertinya efek semalam itu luar biasa bagi Nara.
Kegilaan yang membuat Nara menjadi resah, tanpa sadar bergidik lagi saat membayangkan bentuk kejantanan pria itu yang besar luar biasa, dan tegak, otak polos gadis itu sepertinya telah ternodai sejak semalam.
Insiden tidur bersama Eunhyuk atau mungkin pria itu hanya ketiduran di kamarnya, karena setelah kejadian di dapur dan mereka pindah ke kamar Nara, mereka tak melakukan apapun selain Eunhyuk yang memeluk nya dan membujuk gadis itu agar diam tak menangis lagi.
*
*
*
Kantor kejaksaan Yongsan, Seoul.
Eunhyuk baru sampai di gedung kantornya, dia langsung masuk ke sebuah ruangan yang banyak terdapat laptop dan alat alat sadap canggih lain nya, dan berisi beberapa orang petugas kepolisian dan kejaksaan pilihan.
Cho kyuhyun menoleh saat melihat rekan nya baru masuk. Berbisik di telinga Eunhyuk.
"Jung Jina mengundurkan diri dari misi ini, semalam dia menelpon inspektur Kim"
"Mwo?? dia mundur, kamu serius--"
Kyuhyun mengangguk dan mengusap wajah nya, bibirnya berkedut saat ingin bicara lagi.
"Karena pemeran utama wanita mundur, kepala kejaksaan memanggilku tadi pagi dan memutuskan jika kita berdua saja yang masuk ke arena pesta seks itu nanti malam"
"Hah?! kita berdua---"
"Eum....siapkan dirimu hyung, lets go to seks party nanti malam hehehe"
"Astaga!"
"Kepala kejaksaan juga menjanjikan promosi kenaikan jabatan untuk kita jika kasus ini berhasil di bawa ke meja hijau"
"Huh Choi Siwon sialan! Dia selalu seenaknya sering membuat aku repot"
"Hyung, soal perempuan yang akan kita bawa nanti malam sebagai pasangan, kita bebas memilihnya"
Bibir Kyuhyun tak tahan tersenyum miring dan mendesah di telinga rekan nya.
"Aku tak sabar bermain panas dengan Min Rin nanti malam hehehe ah senang nya aku bisa membawa pacarku ke club itu nanti"
"Aish Cho Kyuhyun, kamu gila----"
Eunhyuk geleng geleng kesal, dia malas masuk juga ke tempat itu, apa guna nya mereka berdua suit kemarin jika nyatanya kedua nya harus ikut serta.
"Alat sadap akan di pasang di telinga kalian dan ingat nama baru kalian"
Kim Yesung membagikan kaca mata bening untuk Eunhyuk dan dasi untuk Kyuhyun, takkan ada yang mengira jika kedua benda itu adalah alat kamera dan perekam, semacam handycam berbentuk micro yang langsung menyambungkan suasana di club malam lewat kaca mata yang di pakai Eunhyuk.
"Kenapa dia hanya memakai alat sadap dengar, saya malah pakai kacamata aigoo~"
Eunhyuk protes dengan kesal.
"Itu karena aku tak sudi menunjukkan pada mereka kegiatan ku bersama Min Rin, uh~ enak saja"
Oh Sehun tersenyum, dia aneh saja dengan dua jaksa ini, yang setua ini tapi otak nya tak pernah beres, padahal saat berada di sidang pengadilan mereka menjelma menakutkan siap memakan musuh musuh nya.
"Baiklah semua properti dan gaun untuk wanita kalian telah kami siapkan, jaksa Lee apa kau sudah menemukan pasangan wanita mu?"
Wajah Eunhyuk memerah, dia menatap seisi ruangan, di sana ada Oh Sehun di depan komputer nya, lalu Henry Lau polisi intelijen penjinak bom dan ahli komputer, dan di sana juga ada Song Eunsoo, pegawai pelatihan di kejaksaan yang cantik ikut menoleh, sambil mengigit bibirnya resah, seakan berharap jaksa tampan itu akan memilihnya pergi ke pesta seks nanti malam.
"Mungkin dia akan membawa Choco -nya kesana hahaha"
"Diam kamu Cho Kyuhyun! Jangan sebut nama anjing ku, sekali lagi kamu meledek awas saja"
Eunhyuk menghela nafasnya, sebenarnya dia tak siap dengan tugas kali ini, ingin mundur tapi merasa tertantang karena akan sangat memalukan jika dia takut ke tempat itu.
"Aku akan membawa gadis cantik kok, kalian tenang saja"
Yesung mengangguk saja, menyodorkan dua kontak mobil pada dua jaksa muda itu.
"Ini kendaraan untuk kalian pakai, bersiaplah untuk nanti malam kita harus mendapatkan hasil memuaskan"
"Nde kami mengerti inspektur"
*
*
Hari telah sore dan Eunhyuk tengah mondar mandir di kamarnya, mengacak rambut hitam nya dan melirik gaun wanita yang tergeletak di ranjang nya.
"Aissh siapa yang ku ajak!? Argh berpikirlah Lee---"
Eunhyuk frustasi juga, beginilah jaksa tampan yang malah betah menjomblo, lalu bingung harus mengajak siapa nanti malam.
"Hyuk-jae, apa kau ada di dalam?! Ini eomma"
Eunhyuk terkejut, buru buru membereskan dan menyembunyikan barang perlengkapan misinya nanti malam ke bawah ranjang.
Dia menggosok tangan nya sebelum membuka pintu agar tak terlalu gugup.
cklek....
"Nde eomma ada apa?"
Lee Hana tersenyum, masuk ke kamar anak lelaki nya ini dan duduk di pinggir ranjang.
"Eomma dan appa sedikit sibuk akhir akhir ini, setelah menemani appamu selama tiga hari ini, besok pagi eomma harus ke Jeju untuk menyiapkan pameran baju koleksi musim gugur butik kita"
"Besok eomma pergi lagi? Aigoo memang nya harus besok begitu? Huh eomma kenapa mengabaikan aku terus sih?"
"Adeul, kau ini manja sekali sih, kenapa jika eomma pergi eum? Kau kan sudah sebesar ini, makanya cepat cari istri agar tak ribut jika eomma sibuk dan mengabaikan mu"
Eunhyuk nyengir saja, membahas soal istri dia jadi malas bicara lagi.
"Eomma titip adikmu ya, dia akan menyiapkan wisuda SMU nya minggu depan, dan Nara juga akan mendaftar kuliah, jadi eomma meminta kamu bantu adikmu"
"Ish baiklah, siapa lagi jika bukan aku yang menjaga Nara, ckck kerjaan ku makin banyak saja"
Lee Hana terkekeh saat putra nya itu menggerutu.
"Besok antarkan Nara ke mall, berbelanja baju baru kebutuhan nya, dan sepatu baru untuk saat dia kuliah nanti"
"Nde eomma baiklah, aku mandi dulu...."
"Apa kau mau pergi eum?"
"Ngh....hanya jalan jalan keluar karena ini hari sabtu, ah eomma apa aku boleh membawa Nara main Ice Skeating nanti?"
Lee hana berpikir sejenak, dia mengetuk dagunya lalu mengangguk pelan.
"Baiklah tapi jangan pulang terlalu malam ya, ingat bawa mantel tebal"
"Nde gumawo eomma sayang"
"Jaga adikmu baik baik Hyuk-jae"
Eunhyuk mengangguk sumringah, tentu saja dia akan menjaga Nara dengan baik, malah sebaik baiknya.