webnovel

Main Love

Dua insan manusia dengan latar belakang yang berbeda. Maya Salim adalah seorang yatim piyatu berumur 20 tahun yang tinggal bersama dengan adik laki-lakinya yang masih seorang pelajar dan bibi angkatnya. Menjalani kehidupan yang sulit karena kisah kelam di masa lalunya. Marven Cakra Rahardi, seorang pewaris utama dari grup Cakra perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia, yang membuatnya menjadi salah satu pria muda terkaya di Indonesia, ia merasa kesal dengan kakeknya yang mendesaknya untuk menikah dengan wanita kaya pilihannya dan selalu menghina ibu kandungnya yang hanya seorang wanita miskin. Sebuah desakan dan penghinaan, menjadi sebuah amarah berujung sebuah pernikahan kontrak. Marven melamar Maya, seorang pelayan dihadapan semua tamu kakeknya hanya untuk membuat kakeknya merasa terhina. Sandiwara cinta terpaksa dijalankan, tapi perlahan menjadi terbiasa dan berubah menjadi sebuah harapan namun dendam Maya di masa lalu selalu menghantui. Cinta yang perlahan muncul bersama keraguan. Rasa tidak percaya dengan cinta yang datang begitu cepat. Sebuah rahasia besar dibalik kisah asmara berselimut dendam masa lalu. Akankah cinta dapat menang melawan keraguan dan rasa sakit hati? (mengandung konten dewasa, mohon bijak sana dalam membaca 18++) *** hi, terimakasih karena sudah membaca novel buatan ku 。◕‿◕。 Aku akan sangat menghargai setiap review serta komen yang kalian berikan. (*˘︶˘*).。*♡ Kalian bisa menghubungi ku di : lmarlina8889@gmail.com

mrlyn · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
281 Chs

Vol. 2 (Mencari jalan keluar)

Akhirnya Maya tiba di bandara, Verronica telah menunggu di stasiun yang dijanjikan dan ketika mereka bertemu tanpa membuang waktu Maya dan Verronica segera bergegas memasuki pesawat karena jadwal penerbangannya sekitar sepuluh menit lagi.

"Ada apa dengan matamu? Mengapa kamu memakai kaca mata, apa matamu sakit?" Tanya Verronica setelah duduk tepat disebelah Maya di dalam pesawat.

"Bukan mataku yang sakit tapi hatiku." Jawab Maya.

"Kamu bertengkar lagi dengan Marven?" Tanya Verronica penasaran.

Maya menggeleng tanda bukan "Lantas mengapa?" Tanya Verronica lagi.

Maya perlahan membuka kaca matanya dan menoleh, matanya telah kembali memerah dna memanas. Terkadang Verronica bersikap seperti kakaknya jadi ia merasa tidak masalah menunjukan kelemahannya.

"Jangan menangis.." Verronica menguatkan, ia menyentuh punggung tangan Maya dengan lembut.

"Marve telah mengetahui semuanya, tentang keadaanku yang sulit memiliki anak." Kelas Maya.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com