Akhirnya Maya tiba di bandara, Verronica telah menunggu di stasiun yang dijanjikan dan ketika mereka bertemu tanpa membuang waktu Maya dan Verronica segera bergegas memasuki pesawat karena jadwal penerbangannya sekitar sepuluh menit lagi.
"Ada apa dengan matamu? Mengapa kamu memakai kaca mata, apa matamu sakit?" Tanya Verronica setelah duduk tepat disebelah Maya di dalam pesawat.
"Bukan mataku yang sakit tapi hatiku." Jawab Maya.
"Kamu bertengkar lagi dengan Marven?" Tanya Verronica penasaran.
Maya menggeleng tanda bukan "Lantas mengapa?" Tanya Verronica lagi.
Maya perlahan membuka kaca matanya dan menoleh, matanya telah kembali memerah dna memanas. Terkadang Verronica bersikap seperti kakaknya jadi ia merasa tidak masalah menunjukan kelemahannya.
"Jangan menangis.." Verronica menguatkan, ia menyentuh punggung tangan Maya dengan lembut.
"Marve telah mengetahui semuanya, tentang keadaanku yang sulit memiliki anak." Kelas Maya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com