Suara renyah masuk ke dalam lubang pendengaran laki-laki yang baru saja ingin menyantap sepiring makanan di depannya itu kini menghentikan aktivitasnya. Menatap sepiring nasi goreng kecap manis yang disuguhkan untuknya malam ini. Adam tersenyum manis. Meskipun netranya tak bisa fokus dengan benar, namun hatinya hanya fokus pada satu nama. Davira Faranisa. Mereka berpisah dengan cukup menyenangkan tadi. Ia bahkan menyewakan taksi untuk Adam dan memberi salam perpisahan dengan senyum manis yang mengembang. Semua terasa seperti mimpi. Ia tak pernah menyangka bahwa Davira akan datang menemuinya dengan keadaan seperti itu. Adam tak benar yakin, apakah Davira bahagia selepas melihatnya begini? Ataukah gadis itu bahagia hanya sebab melihat wajahnya yang sudah lama tak ditatap oleh Davira?
Entahlah. Adam tak ingin banyak berprasangka buruk untuk sekarang.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com