webnovel

LOVE SICKNESS

(WARNING! terdapat unsur 18+ yaitu berupa kekerasan, darah, dan sebagainya.) Kim Caerin, wanita cantik berdarah Korea yang bekerja sebagai wanita penghibur di salah satu tempat hiburan malam hanya untuk sesuap nasi. Akan tetapi siapa yang sangka, kalau dalam sekejap kehidupan nya akan berubah. Dan siapakah gerangan yang akan merubah kehidupan Caerin? Itu semua terjadi karena seorang pria yang hadir di dalam kehidupan kelam nya. Pria tampan yang secara terang-terangan menyatakan perasaannya kepada Caerin. Dengan tidak memperdulikan pekerjaan hina yang selama ini Caerin lakukan. Lantas bagaimana? Apakah Caerin akan menerima kehadiran pria itu? Entah lah, kita lihat saja nanti.

Blueside · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
427 Chs

TWENTY SEVEN

"Kau yakin tidak ingin pergi bersama ku?" tanya Min-Jun untuk yang kedua kalinya.

Caerin mengangguk kan kepala nya. "Iya, aku yakin. Kita bertemu di club saja," jawab Caerin.

Yah, saat ini Min-Jun sahabatnya itu tengah menawarkan nya untuk berangkat bekerja bersama sebentar malam.

Tapi yang seperti kalian dengar, Caerin menolak tawaran Min-Jun itu.

"Baiklah kalau begitu, aku akan menunggu mu di sana bersama dengan Subin okay?" ucap Min-Jun.

Subin yang memegang helm hitam nya itu mengangguk kan kepalanya. "Iya, aku akan menunggu mu darling," ucap nya.

Caerin terkekeh geli melihat dan mendengar ucapan Min-Jun dan Subin kepadanya.

"Hey, aku ini tidak akan kemana-mana... aku pasti akan datang ke club," ucap Caerin yang lalu terkekeh.

Yah, ia kan tidak akan kemana-mana. Lagi pula, memang nya ia mau kemana?

Tempat satu-satunya ia bekerja kan hanya di situ saja. Jadi tidak mungkin kalau ia tidak datang ke sana.

Min-Jun dan Subin terkekeh.

"Arrasseo... aku pergi, annyeong..." pamit Min-Jun.

"Aku juga darling, annyeong..." pamit Subin.

"Nde, hati-hati di jalan. Subin-ah, pelan-pelan saat kau membonceng Min-Jun," ucap Caerin memperingatkan.

Ia berkata seperti itu, karena kalian tahu sendiri kan bagaimana tadi saat Subin membonceng nya.

Hampir saja jantung nya copot, tapi untungnya ia memiliki jantung yang kuat sehingga hal itu tidak terjadi.

Subin menggaruk belakang kepalanya. "Tenang saja darling, percayakan sahabat mu ini kepada ku," ucap Subin.

Min-Jun dan Subin pun berjalan ke arah motor besar milik Subin berada, dengan Min-Jun yang sudah pasti duduk di belakang.

TITT...

Subin membunyikan klakson nya yang di balas oleh lambaian tangan dari Caerin. Dan motor Subin pun berjalan pergi meninggalkan rumah Caerin.

...

Caerin telah berada di dalam rumah miliknya. Ia melepaskan sepatu boots nya yang ia kenakan.

Ia berjalan ke arah dapur, membuka kulkas miliknya lalu mengambil air putih dari dalam kulkas itu.

Caerin menuangkan air itu pada gelas kaca miliknya, lalu duduk di meja makan itu. Menegak air putih yang terasa dingin di tenggorokan nya itu hingga kandas.

"Hah...." Caerin melepaskan tas yang ia kenakan dan meletakkan nya di atas meja makan itu.

Ia kemudian menopang dagunya. Ia hanya duduk diam saja di meja makan itu.

Apa yang sedang ia pikirkan?

Caerin menyikap rambutnya dengan perlahan. "Kenapa Jaehyun-ssi bisa berada di sana..." ucap Caerin.

Yah, hal ini yang saat ini menguasai pikiran nya yang juga tengah mengambil alih hati nya.

Ia kembali memikirkan kejadian beberapa jam yang lalu, saat dirinya tanpa di duga bertemu dengan Jaehyun di tempat makan itu.

Ia bahkan berani bersumpah, kalau ia sama sekali tidak memiliki pemikiran kalau ia akan bertemu dengan Jaehyun saat itu.

Sama sekali tidak terlintas di dalam pikiran nya, kalau ia akan melihat Jaehyun kembali. Setelah menghilang begitu saja selama berhari-hari lamanya.

Caerin masih ingat dengan sangat baik, bagaimana tatapan nya bertemu dengan tatapan Jaehyun.

Ia ingat bagaimana kedua mata biru keabu-abuan itu menatapnya dengan dalam, seakan-akan menghipnotis nya saat itu juga.

PUK

Caerin menjatuhkan kepalanya di atas meja makan itu. Ia menghela nafas cukup panjang dan berat.

"Aku merindukan mu... Jaehyun-ssi," gumam Caerin yang lalu menenggelamkan kepalanya pada meja makan itu.

...

Di lain tempat, yang lebih tepatnya sebuah mansion mewah. Terlihat sang pemilik mansion yang tengah berada di balkon kamarnya.

Sang pemilik mansion itu telah berada di balkon itu selama sepuluh menit lamanya. Membiarkan angin malam menerpa nya begitu saja.

Membuat rambut hitam legam miliknya ikut bergoyang karena terpaan angin malam itu.

Ia kemudian melihat ke arah tangan kanan nya. Ia melihat ponsel miliknya yang tengah ia genggam saat ini.

Tapi lebih tepatnya... melihat pada sebuah kontak yang terpampang pada layar ponselnya saat ini.

Di dalam hatinya, ia merasakan sebuah kegelisahan dan kekhawatiran. Akan apa yang ingin ia lakukan saat ini.

"Hufftt... aku bisa melakukan ini. Yah... pasti bisa..." ucap nya meyakinkan dirinya sendiri.

Ia menarik nafas nya sejenak, lalu menekan tombol ikon berwarna hijau pada layar ponsel itu. Dan membawa ponsel itu ke telinga nya.

Terdengar sebuah nada sambung dari seberang sana.

Seiring dengan terdengar nya nada sambung itu, maka semakin bertambah kencang juga detak jantung nya.

Tak lama kemudian...

"Hello... Jaehyun-ah?"

Terdengar suara seorang pria dari seberang sana.

"Dad..."

Benar. Pria pemilik mansion itu adalah Jaehyun dan pemilik kontak itu ialah Jungwon ayah nya.

"Nak! kenapa kau baru menghubungi ayah?! your mom worry so much about you..."

"Maafkan aku dad, karena aku baru memiliki waktu untuk menghubungi mu."

Bohong?

Tentu saja bohong.

"Tak apa-apa. Ayah tahu kalau kau pasti sangat lelah setelah melakukan perjalanan jauh."

"Apa ibu baik-baik saja dad?"

"Ya, ibu mu baik-baik saja. Saat ini ibu sedang pergi keluar bersama teman-teman nya."

Yah, ibu nya memang terkadang pergi keluar bersama teman-teman nya. Seperti biasa... untuk berbelanja, memang nya untuk apalagi.

"Bagaimana dengan keadaan perusahaan di sana? Semuanya baik?"

"Iya dad. Semuanya dalam keadaan baik, Taeguk menangani semua nya dengan sangat baik."

Jungwon terkekeh kecil dari seberang sana.

"Sepupu mu itu memang sangat dapat dia andalkan. Mungkin ayah harus memberikan nya sebuah hadiah lain kali."

Jaehyun tertawa kecil.

"Kalau hal itu terserah dad saja..."

"Oh iya, ayah menghubungi Taeguk waktu itu."

"Iya dad. Taeguk telah memberitahukan nya kepada ku, kalau dad menghubungi nya."

Benar kan? Kan memang Taeguk waktu itu telah memberikan tahu kan perihal ini kepada nya beberapa hari yang lalu.

"Jadi bagaimana nak? Apa kau telah melamar kekasih mu?"

DEG

Jaehyun terdiam.

Ia tahu kalau ayah nya pasti akan menanyakan hal ini kepada nya. Dan hal itu juga lah yang membuat nya tidak menghubungi Jungwon selama berhari-hari.

Karena tak kunjung mendengar suara putranya, Jungwon kembali bersuara

"Jaehyun... nak? Apa semua nya berjalan dengan lancar?"

Entah mengapa, kedua mata Jaehyun tiba-tiba berkaca-kaca.

"D-dad..."

"Nak? Ada apa? Kenapa dengan suara mu?"

Jungwon dapat mendengar suara Jaehyun putra nya yang gemetar dari seberang sana.

Yang nama nya orang tua, pasti sangat peka jika ada sesuatu hal yang terjadi kepada anaknya. Terlebih lagi jika itu adalah anak semata wayang mereka.

"D-dia... meninggalkan ku dad..."

"Hah? Apa maksudmu nak?"

Jaehyun terisak.

"L-Leah... hiks... dia meninggalkan ku dad... hiks... d-dia menghancurkan mimpi ku... hiks... d-dia mengkhianati ku dad... hiks..."

Dan runtuh lah sudah pertahanan Jaehyun, seiring dengan pengakuan yang ia katakan kepada Jungwon, ayah nya.