Beberapa saat setelahnya, bu Maria, kehilangan kontak, dengan wanita yang sempat ia kira Diana. Tapi, bu Maria, sempat mendapatkan sebuah foto bayi munggil, yang dikirimkan melalui surat, dan ditujukan ke panti asuhan. Dan sampai saat ini, hanya selembar foto tersebut, kenang-kenangan yang bu Maria punya, mengenai anaknya.
***
"Pa, kok tumben? Kerjanya keluar kota, mulu?" tanya Larasati, istrinya.
"Iya, Ma. Papa, mau buka cabang lagi." Jawab Ridwan, lalu menyesap teh hangat, yang dibuatkan oleh istrinya.
"Buka, dimana?"
"Di Yogjakarta, Ma."
"Ooh. O iya, Pa. Gimana dengan acara pernikahannya Juna dan Ara?" tanya istrinya lagi.
"Memang, Mama yakin? Mereka bisa bersama?"
"Kenapa gak yakin, Pa. Ara, orangnya baik. Dan bisa buat Juna, terlihat sangat bahagia, akhir-akhir ini."
"Sejujurnya, Papa gak setuju, Ma."
"Loh, kenapa?" Larasati penasaran.
"Sepertinya, keluarga Ara, belum jelas asal usulnya?" Jawab Ridwan, yang terlihat sangat enteng mengucapkannya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com