Sambil menundukkan kepalanya, Park Chunghee berjalan melewati gerbang kampus. Ia tidak hanya sedang menyembunyikan wajahnya dari orang-orang di universitas ini, tetapi juga rasa malu di wajahnya dan air matanya yang tak lagi bisa ia sembunyikan.
Setiap orang yang melihatnya selalu memberikan pandangan aneh, dan tidak sekali, dua kali, mendengar cibiran menyakitkan dari mereka. Ini seperti menghancurkan hatinya sekaligus harga dirinya secara bersamaan.
Park Chunghee merasa tidak tahan, dan ingin buru-buru kembali ke rumah sewanya, meringkuk di dalam selimut, dan tidur berhari-hari.
"Park!"
Ketika ia sudah berdiri di luar kampus, Song Yohan memanggilnya dari kejauhan. Park Chunghee segera menyeka air matanya, menarik napas untuk terlihat baik-baik saja, lalu menoleh ke belakang sebentar. Ketika melihat Song Yohan, ia kembali memalingkan wajahnya dengan lemah. Tertunduk, ia tidak melangkah, dan tetap berdiri di tempatnya untuk menunggu Song Yohan yang sedang mendekat.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com