Park Chunghee pun berpikir bahwa Lee Donghae tidak pernah berniat untuk memberinya jeda untuk bernapas walau hanya beberapa saat, melainkan hanya ingin melanjutkan keintiman mereka.
Sambil terus menghujani Park Chunghee dengan ciuman-ciuman tanpa jeda secara terus menerus, tangannya dengan lihai membuka kancing piyama Park Chunghee dengan cepat. Ia lalu kembali menegakkan punggungnya, mengangkat kedua kaki Park Chunghee dan meletakkannya di atas bahunya, kemudian mulai melepaskan celananya.
Park Chunghee merasa sudah tidak berdaya, dan membiarkan Lee Donghae untuk melakukan keinginannya.
Lee Donghae memandang wajah Park Chunghee yang memerah, dan perlahan-lahan menurunkan pandangannya ke tubuhnya yang berwarna putih hampir pucat. Tiba-tiba senyuman penuh gairah terukir jelas di wajahnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com