"Bodoh! Jika kau ingin aku mempercayaimu, maka beri aku bukti yang kuat! Kau cukup mengenalku, bukan? Kau seharusnya tahu bahwa aku tidak akan mempercayai omong kosong seperti itu dengan mudah!"
Suara nyaringnya membuatku sedikit tersentak. Aku melihat wajahnya yang menunjukkan keganasan tanpa ampun, kemudian didinginkan secara bertahap, dan tidak ada lagi kelembutan sedikit pun. Tampaknya menghancurkan semua perasaan yang aku miliki menjadi potongan-potongan kecil, tetapi dengan bodohnya aku masih mengumpulkan perasaan yang hancur itu dan dengan susah payah menyatukannya kembali.
Saat aku menatap lebih dalam ke dalam matanya, kilatan tajam melintas di matanya. Ia tidak menunjukkan ekspresi apa pun, tetapi tatapan dinginnya bahkan lebih menakutkan dari sebelumnya dan menusuk hatiku seperti jarum.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com