"Mau bangun tengah malam buatin susu anak, gantiin popok, diemin anak nangis. Pas gue lagi kerja dia megangin anak. Yah, kayak dia juga yang gak mau diganggu kalo lagi kerja di rumah, gue juga maunya gitu," lanjutku.
Dia diam menatapku. Mungkin dalam benaknya, aku sama dengan perempuan mematok kriteria calon suami. Entah dasar apa juga aku mengatakan padanya satu hal tersebut. Yah, kriteria umum yang banyak diidamkan oleh semua perempuan menikah. Muluk-muluk? aku tidak berpikir demikian.
"Kriteria standar dan umum banget. Artinya, loe nggak permasalahin kondisinya secara fisik dan keuangan? Gue nggak mikir loe nggak bakal menimbang hal tersebut."
Haruskah kukatakan padanya? Tidak ada perempuan yang tidak mencari lelaki yang mapan, yang rupawan, yang bertanggung jawab, berlaku lembut, yah … mungkin kalau aku menyebut spesifikasinya, maka akan dikatakan 'nggak ada manusia yang sempurna.'
"Hei, loe kok malah melamun, sih? Bukannya jawab pertanyaan gue."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com