Theo menaruh sumpitnya disampinh mangkuk, ganti kedua tangannya menautkan seluruh jari, menunjukan gestur akan berpendapat serius. Tak peduli ramen itu akan membengkak dan mendingin.
"Apa ini krisis pertama Lo? Dalam urusan itu?" tanya Theo kemudian.
Tanpa ragu, Adri mengangguk, "Makanya Gue kena culture shock. Itu bukan hal yang bisa Gue kontrol Yo, tapi selalu pengen bisa Gue kontrol," ujarnya sembari tetap makan. Adri menghindari kontak mata dengan Theo, karena ... Ia sedikit malu dan cringe menceritakan hal ini.
"Itu salah satu sifat toksik, gak baik buat Lo," ujarnya.
"Dan manusia pada umumnya," sambungnya.
Adri mengangguk paham, belum menemukan kalimat yang pas untuk diucapkan.
"Apa rencana Lo sekarang? Soal itu?"
"Gue bingung, Gue gak nemu solusinya sejauh ini. Sekalinya nemu, mungkin gak bisa Gue lakukan dengan baik," ujarnya.
"Contohnya?" tanya Theo.
"Menarik diri dari mereka? Gue gak bisa lakuin itu, malah kita nambah deket karena punya urusan bareng," jelas Adri.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com