"Bang Yu! Siji! Udahan dong berantemnya!!" Reiji kesal melihat kedua saudaranya berkelahi itu. "Kalau gitu, Rei tinggal ke kamar kecil dulu aja deh! Malesin banget liat kalian berantem kayak gitu," lirih Reiji sambil bangkit dan berjalan gontai.
"Eh, tunggu, Rei! Lu kok jadi aneh, Rei?" Yuji meraih pergelangan tangan adiknya. "Tangan elu kok dingin banget, Rei? Muka lu juga pucet banget. Kenapa emangnya, heh?" tanya Yuji, begitu khawatir.
Reiji tidak menjawab. Ia pergi begitu saja ke kamar kecil yang berada di sebelah dapur.
Yuji dan Siji diselimuti suasana canggung selepas kepergian Reiji.
Beberapa menit berlalu, tapi Reiji belum balik juga dari kamar kecil.
"Reiji ini kencing apa boker sih? Lama amet," gerutu Yuji yang tidak tahan akan kecanggungan di ruang tengah itu.
Tok! Tok! Tok!
Pintu depan rumah mereka diketuk. Yuji dan Siji kembali berdebat.
"Ji, bukain gih!!" perintah Yuji.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com