Sekian menit berlalu, tapi mereka belum juga menemukan cara untuk membuka pintu batu.
"Ah, kamu ini lama sekali, Bang! Papa lupa jika otakmu itu memang tidak pernah dapat diandalkan, Bang," gerutu Tuan Yudha, to the point. Ia tidak perlu menyembunyikan jika putra sulungnya itu memang tidak pintar. Padahal, Tuan Yudha sudah menaruh harapan besar pada Siji tadi.
Tuan Yudha meletakkan jemarinya ke sela pintu batu yang terbelah di tengah. Ditariknya batu itu, dengan tangan kosong ke samping kanan dan kiri. Tuan Yudha mengerahkan seluruh kekuatannya, tapi tidak membuat pintu batu itu bergeser sedikit pun.
Tuan Yudha menatap ke arah Siji yang malah berbicara dengan Reiji. Entah apa saja yang kedua saudara kembar itu bicarakan.
"Woy, bantuin, Abang!!" Teriakan Tuan Yudha langsung membuat Siji tersentak dan bangkit mendekat ke arah papanya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com