Terpaksa, Virna menurut. Tidak jadi melakukan apa yang sudah diniatkannya.
Tidak jadi melihat kondisi Pangeran Jeelian di ruangannya, karena Pak Hanzie tidak mengizinkan dirinya untuk ke mana-mana.
"Kenapa diam? Tidak jadi ke toilet?" tanya pria itu dengan tatapan matanya yang menyelidik.
"Tidak jadi, Pak. Nanti saja."
"Nanti saja ketika aku sedang tidur?"
"Bukan begitu."
"Kau sebenarnya tidak mau ke toilet, kan? Kau, hanya beralasan ke toilet, padahal kau hanya ingin ke ruang pria yang terkena racun itu?"
Hebat! Sudah cerewet, Pak Hanzie ternyata punya radar yang tinggi juga. Bisa menebak niat Virna dengan benar.
"Saya...."
"Tidur Virna! Jika kau tidak menurut, maka aku akan membatalkan pembayaran biaya temanmu itu, paham?"
Untuk yang kedua kalinya, Pak Hanzie mengancam kembali. Membuat Virna benar-benar mati kutu. Sulit sekali melawan pria ini, apapun yang ia lakukan tidak bisa membuat dirinya menang melawan si bos.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com