Chanyeol baru saja tiba di sebuah rumah sakit besar di kota Seoul. Langkah kakinya ia ayunkan dengan cepat hingga tiba di depan ruangan Unit Gawat Darurat.
"Bagaimana keadaannya?" tanya nya dengan nafas tersenggal.
"Dokter masih memeriksanya," jawab seorang namja.
Beberapa saat kemudian, seorang dokter keluar dari dalam ruangan. Melepas masker yang menutupi wajahnya.
"Keluarga tuan Sehun."
"Ia saya sendiri," jawab Chanyeol.
"Tuan Sehun sudah melewati masa kritisnya. Namun ia masih harus mendapatkan perawatan intensif lebih lanjut."
"Terima kasih banyak dokter," ujar Chanyeol.
"Kami akan memindahkan tuan Sehun ke ruang rawat. Keluarga bisa menjenguknya ketika sudah tiba di ruangannya. Kalau begitu saya undur diri," ucap sang dokter yang melangkah pergi ketika Chanyeol membalas dengan membungkukkan tubuhnya.
"Sebenarnya apa yang terjadi?"
"Aku kurang tahu kejadian pastinya. Namun, ketika aku melewati jalan yang sama. Sebuah truk besar melintas dan menabrak mobil yang di kendarai Sehun."
"Dari penyelidikan polisi di lokasi kejadian. Tidak ada tanda-tanda jika rem truk blong. Kemungkinan kecelakaan ini sudah direncanakan," lanjut namja itu.
"Apa menurutmu dia kembali lagi Chen?" tanya Chanyeol yang menatap Chen dengan intens.
"Aku belum menyelidiki lebih pasti nya Chanyeol. Tapi kabar yang aku dengar tadi pagi, jika dia sudah kembali lagi ke Seoul," tutur Chen yang dibalas raut wajah khawatir.
"Cari informasi lainnya terkait Ji Chang Wook. Sejak kapan dia berada di Seoul," titah Chanyeol. Chen pun membungkukkan tubuhnya dan berlalu meninggalkan Chanyeol untuk mencari informasi tentang hyung tiri sahabat nya.
"Tidak cukupkah ia membuat aku menderita?" Batin Chanyeol bertanya.
....
Keesokan harinya, Sehun sudah sadar dari pengaruh obat bius. Ia mendapatkan beberapa jahitan dua di kening dan tiga di punggungnya.
"Apa kamu semalaman tidur disini?" tanya Sehun yang terkejut dengan kehadiran Chanyeol.
"Tentu saja. Memang kau pikir siapa yang akan menemani disini?" Ujar Chanyeol sambil mendengus tidak suka dengan pertanyaan Sehun.
Sehun tertawa kecil, ia berpikir jika sosok yang bertubuh besar di hadapannya tidak pantas di sebut dewasa. Disaat keduanya masih di sibukkan dengan pikiran mereka masing-masing. Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian mereka.
"Selamat siang tuan Sehun," ujar seorang pria paruh baya dengan sopan dan tersenyum
"Tuan Lu," seru Sehun yang terkejut dengan kehadiran rekan kerjanya.
"Ahhh, tadi pagi saya mendapatkan kabar jika anda mengalami kecelakaan. Jadi saya datang untuk menjenguk bersama putra saya," ucap tuan Lu dengan senyuman.
Sehun menatap namja mungil yang ada disamping tuan Lu. Ia terlihat kecil, manis dan juga ...
Cantik.
"Luhan," ucap namja tersebut memperkenalkan dirinya dengan sopan.
Sehun tersenyum, "Sehun." Balasnya.
"Tuan Sehun, sebelumnya saya minta maaf karena membicarakan kerja sama kita dalam situasi seperti ini," ujar tuan Lu membuat dahi Sehun mengernyitkan heran.
"Maksud anda?"
"Sebenarnya saya in— "
"Maaf saya memotong perkataan anda tuan Lu. Bisakah anda menjaga Sehun untuk sementara? Karena saya ingin mengambil beberapa berkas yang harus di kerjakan," ujar Chanyeol yang di balas anggukan kepala dari tuan Lu dan helaan nafas dari Sehun.
"Tentu saja tuan Chanyeol," balas tuan Lu.
"Sehun, aku tinggal sebentar. Aku ingin melihat keadaan Yibo."
"Yibo?" tanya Sehun tidak mengerti.
"ChengXiao menghubungi ku dan mengatakan jika Yibo sedang sakit."
"Aahhh, baiklah. Titip salam ku untuk Yibo."
"Baik, aku pergi dulu." Chanyeol pun beranjak dari ruangan tersebut. Kepergian Chanyeol membuat Luhan mengernyitkan dahinya.
"Chanyeol? Apakah dia Chanyeol yang memperkosa Baekhyun?" monolog Luhan dalam batin.
....
Chanyeol telah sampai di kediamannya. Ia segera menaiki anak tangga menuju kamar Yibo dilantai dua.
"Yibo," serunya ketika ia membuka pintu kamar Yibo.
"Appa ... " seru Yibo yang terlihat lemas diatas ranjang.
"Kenapa kau datang? Bukankah kau tidak perduli dengan Yibo?" Ujar ChengXiao dengan nada tidak suka.
"Aku memang tidak menyukainya karena dia membuat aku hidup bersama mu! Tapi bukan berarti aku harus menunjukkannya langsung kepada Yibo bukan?" Ucap Chanyeol dengan tatapan tajam kearah sang istri.
"Kenapa kamu bisa sakit?" tanya Chanyeol ketika sudah duduk disebelah Yibo.
"Aku terlalu banyak bermain dengan paman Darren." Chanyeol mengerutkan dahinya heran.
"Darren?" tanya Chanyeol.
"Iya appa, Paman Darren. Wang Darren," seru Yibo bersemangat ketika memperkenalkan sosok Darren.
"Kamu sudah minum obat?" Yibo menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Kalau begitu, kamu istirahat. Appa masih banyak tugas yang harus diselesaikan."
"Baik appa." Yibo pun merebahkan tubuhnya, menaiki selimut sampai keatas dada dan mulai memejamkan kedua matanya.
Chanyeol segera turun dari lantai dua, mencari ChengXiao dan bertanya siapa Darren.
"Siapa Darren?" tanyanya mengintimidasi ketika menemukan sang istri di dapur.
"Bukan urusan mu?" Chanyeol menarik lengan ChengXiao dengan kasar, menatap tajam sang istri membuat wanita itu bergetar.
"Apa dia orang tua biologis Yibo?" tanya Chanyeol dengan nada datar, namun menakutkan.
"Sakit Chanyeol! Lepas!"
"Jawab pertanyaan ku jalang!"
"Iya! Darren orang tua biologis Yibo!" ucap ChengXiao dengan nada tinggi. Chanyeol melonggarkan cengkraman di lengan ChengXiao. Ia mulai melangkah mundur dengan senyuman tampan dan menakutkan.
"Kalau begitu. Aku bisa menceraikan mu sekarang juga?"
"Bukankah itu yang kamu harapkan?" tanya ChengXiao.
"Tentu saja. Aku akan mengurus surat perceraian kita sore ini juga. Satu lagi, titip salam ku untuk Yibo karena tidak bisa menemaninya." Ujar Chanyeol yang segera berlalu meninggalkan ChengXiao di dapur.
"Jadi, kapan surat itu akan datang?" tanya seseorang di balik pintu belakang.
"Kamu dengar sendiri bukan? Secepat nya," ujar ChengXiao dengan senyuman manis.
"Apa ia selalu kasar dengan mu dan Yibo?"
"Hanya dengan ku. Tidak dengan Yibo," balas ChengXiao.
"Maaf, karena membuat mu menderita."
"Tidak Darren. Kamu hanya ingin membuktikan kepada orang tua ku jika kamu pantas untuk menjadi pendamping ku." ChengXiao memeluk pria tersebut yang bernama Darren dengan senyuman.
"Wo Ai Ni ChengXiao," ujar Darren yang masih memeluk ChengXiao dengan hangat.
"Aku juga," balas ChengXiao.
....
Chanyeol baru saja tiba di perusahaannya. Dengan hati bahagia, ia ingin menemui pengacaranya untuk membuat gugatan cerai terhadap sang istri.
"Selamat sore tuan Park," seru Suho memberikan salam.
"Selamat sore Suho," balas Chanyeol dengan senyuman.
"Ah tuan Park. Ada tamu yang ingin bertemu dengan anda," ucap Suho membuat langkah Chanyeol terhenti.
"Tamu?" tanya Chanyeol.
"Iya tuan Park. Ia sudah ada di dalam ruangan anda," ucap Suho kembali.
"Baik Suho, terima kasih banyak."
"Sama-sama tuan."
Chanyeol mulai memasuki ruang kerjanya, kedua matanya beradu dengan sosok yang ada di ruang kerja nya.
"Kamu?"
"Halo adik kecil, lama tidak berjumpa? Bagaimana kabar mu?" tanya sosok tersebut membuat rahang Chanyeol mengeras.
.
..
...
....
.....
Bersambung!
Hahahaha, baru aja Chanyeol seneng. Udah ada aja lagi perusak nya.
Mungkin beberapa Chapter lagi bakalan END.
Makasih udh mau mampir ke work ku.
Jangan lupa tinggalkan jejak, berupa Voment.
~Gomawo~ (๑˙❥˙๑)