Karena sudah tengah malam, maka aku pun tertidur di emperan toko di terminal bus, menurut satpam, bus yang ke Jakarta adanya nanti pagi-pagi. Aku tidak punya tempat lagi berteduh dan tidak mau pulang ke desaku. Kembali aku menangis sampai akhirnya aku tertidur.
keesokan paginya aku terbangun karena suara bising dari kendaraan bus yang sudah berdatangan untuk pergi ke berbagai kota. Aku memutuskan untuk ke wc umum hanya untuk cuci muka dan sedikit membersihkan diri, banyak yang menawari ku dengan berbagai tujuan tapi aku hanya satu yaitu ke Jakarta. Aku sudah membekali alamat yang diberikan mba Sri dan juga kehidupan baruku nanti.
Aku sudah duduk di dalam bis, aku menatap sekeliling stasiun bis yang mungkin terakhir kalinya aku lihat dan membuang jauh masa laluku yang kelam disini. Akhirnya bus pun mulai berangkat meninggalkan kota dan desa kelahiranku, aku kembali menangis karena teringat kakek, nenek dah ibuku yang sudah tiada.Tak lama aku pun tertidur nyenyak, sampai dibangunkan karena kondektur menagih ongkos dan ku bayar.
Tanpa terasa waktu berlalu, bus akhirnya tiba di Jakarta tepatnya di tol Jagorawi yang sebentar lagi sampai di kota tujuanku selanjutnya. mataku menatap pemandangan di luar jendela, rasa panas dan gerah menyambutku. membuatku berkeringat.
Bus pun akhirnya memasuki stasiun kampung Rambutan, aku pun turun bersama dengan penumpang lainnya. Ini pertama kalinya aku menginjakan kakiku di Jakarta, jadi seperti ini ibu kota metropolitan itu yang sering kulihar di telivisi di rumah tetangga ku yang sering kutonton dengan teman-temanku waktu kecil.
Banyak yang menawari dengan berbagai jurusan aku merasa bingung akhirnya aku bertanya kepada seseorang ku perlihatkan alamat mba Sri ternyata tinggal di daerah Bekasi bukan di Jakarta, di tunjukannya naik bis kecil dan kepada kondekturnya untuk diturunkan sesuai alamat.
Aku melihat pemandangan yang berbeda, aku tertegun dengan semua yang kulihat, akhirnya sang kondektur menurunkanku sesuai alamat yang tertulis di kertas, akupun turun. Aku melihat ke kanan dan kiri dan memutuskan bertanya kembali ke pada orang situ dan mereka menunjukan jalan, aku pun mulai mencari setelah berkeliling akhirnya ketemu. ternyata itu adalah sebuah rumah kontrakan.
Aku mengentuk pintu kontrakan mba Sri katanya sih ada. Pintu pun terbuka dan terlihat mba Sri dia terkejut melihat kedatanganku, sementara aku senang akhirnya bisa ketemu. Ia pun menyuruhku masuk. Kontrakannya tidak terlalu besar hanya satu kamar, satu ruang tamu, dapur dan kamar mandi itu saja tidak ada yang lain.
"Kamu kesini naik apa ?" tanyanya.
"Naik bus mba !" jawabku, aku pun menceritakan semuanya yang terjadi padaku. Dia terkejut,
"Ya tuhan, aku emgga percaya ko sampai begitu !" mba Sri menatapku kasihan.
"Ya sudah, kamu istirahat dulu pasti cape ! ini kamarku tapi kita bisa berdua disini ! maklum Jakarta serba mahal, ngontrak aja segini 2 juta berbulan ! belum lagi yang lain !" ujarnya, aku mengangguk, setelah itu menunjukan yang lain.
Singkat cerita, malam nya kami berdua mengobrol. Tapi aku belum terbiasa dengan keadaan Jakarta yang berhawa panas.
"Kamu yakin mau kerja disini ?" tanyanya kepadaku, aku mengangguk.
"Iya mba !" jawabku
"Apapun itu ?" tanyanya lagi aku tertegun walau sedikit ragu aku mengangguk.
"Marni, asal kamu tahu, kerja disini tuh berat, penuh tantangan dan persaingan ! jadi kamu harus berani ! oh iya umur kamu berapa sekarang ?"
"16 tahun mba !"
"Cukupan, tidak terlalu muda juga sih !"
"Emang kerja apa sih mba ?" tanyaku penasaran.
"Kerja di klub malam melayani tamu !" jawabnya singkat, aku tertegun.
"Kamu emangnya mau kerja menjadi pembantu lagi ? banyak resikonya, pertama kamu harus ke agen pembantu dan membayar sekian untuk pelatihan tapi itu belum cukup ! kamu harus hati-hati cari majikan, untung-untungan ! majikan itu ada yang baik tapi banyak yang buruk, ada yang tidak digaji, disiksa sampai seperti kamu alami di perkosa mau ?" tanyanya, aku hanya menunduk.
"Lebih baik kerja seperti aku di klub, kerjanya hanya menemani tamu ! gajinya pun lumayan ! itu bukan pelacur ya ! kalau itu sih terserah orangnya, kalau mau ya dapet lebih ! kalau engga juga tidak jadi masalah !" jelasnya. aku terdiam.
"Kamu mau atau tidak ? terserah ! tapi untuk kerja yang lain juga susah, banyak sarjana nganggur apalagi tamatan sd !" lanjutnya.
"Iya mba ... saya mau !" aku tak punya pilihan lain untuk menerima pekerjaan itu.
"Tapi besok mba akan mengobrol dulu dengan si bos aku, kamu istirahat saja disini ya ?" aku mengangguk.
------------
Begitulah babak baru kehidupanku di Jakarta dimulai, ibarat kata keluar mulut serigala masuk ke mulut Harimau itulah yang aku alami, tapi itu secara tidak langsung sebenarnya, kalau yang pertama kejadian buruk aku yang menolak karena tidak mau dan ada unsur paksaan, kini pekerjaanku mengharuskan tidur dengan para tamu tanpa paksaan tapi karena uang.
Aku bekerja di sebuah klub malam, tugasku sebagai wanita yang menemani para tamu yang datang, dengan menawari minum, bernyanyi karena ada ruang karaokenya dan kalau para tamu mau lebih, ada kamar yang disediakah oleh pemilik. Setiap pendapan akan di potong manajer. selebihnya buat kami semua.
Aku di dandani dan diajari oleh mba Sri, dari bersolek, cara melayani para tamu, Aku harus memakai pakaian seksi dan ketat. Memperlihatkan sebagian anggota tubuhku seperti paha dan dadaku. Bahkan nama asli ku pun diganti dari Marni menjadi Mirna itu nama lain pekerjaanku yang pertama.
Ketika pertama kali bertemu si bos, dia langsung setuju menerimaku bekerja disini karena katanya aku ini cantik dan polos, aku di tempatkan di kelompok junior, ya ada junior pasti ada senior ! kelompok Junior tugasnya hanya menemani minum-minum dengan target tamu yang menengah ke bawah, sementara senior untuk menengah atas karena mereka lebih berpengalaman dan profesional. Minumannya pun yang mahal.
Awal bekerja tentu saja ada ketakutan, rasa bersalah dsb. Tapi lama kelamaan aku menerima nasibku seperti ini dan melakukan sebaik-baiknya toh tubuh ku sudah ternoda jadi sekalian menceburkan diri lebih dalam lagi.
Rupanya para tamu junior harus punya kemampuan lebih karena rata-rata kurang ajar dan nakal di otaknya hanya seks saja, bukan untuk bersenang-senang dalam arti hanya melepas lelah setelah bekerja. Biasanya mereka para anak muda yang juga ingin mencari pengalaman baru.
Tak terasa waktu terus berlalu sudah 6 bulan aku bekerja di klub, setiap orang dibagi beberapa shif termasuk aku, Jadi semua kebagian. Aku pun mulai terbiasa dengan pekerjaanku sekarang. aku sudsh tidak perduli lagi apa halal, dosa atau apapun di pandang orang buruk. Yang jelas pendapatanku lumayan, tapi ada satu masalah yaitu aku tidak terbiasa minum, saat itu aku sering mabuk karena di paksa oleh pelanggan minum hingga akhirnya mereka dengan bebas melakukan apapun padaku dan itu tidak masalah bagi klub, tapi kerugian padaku karena bila melakukan seks harus bayar lagi dan sedang itu dianggap gratis alias suka sama suka.
Tapi masalah tetap ada dimanapun berada, iri hati adalah sifat utama yang sering terjadi di tempat dimana pun termasuk pekerjaan baik atau buruk begitu pula di klub. Dan itu terjadi kepadaku ...
Bersambung ...