webnovel

KISAH CINTA DUA DUNIA

Setiap orang mempunyai rahasia masa lalu, tak ada yang manusia sempurna di dunia ini ... termasuk aku Renata dan Suamiku Alexander tapi cinta membuat kami bertemu dan menjadi satu dengan semua perbedaan yang ada ...

pangeran_Biru · LGBT+
Sin suficientes valoraciones
34 Chs

Menjadi Wanita Panggilan Kelas Atas

Aku itu selalu belajar dari kesalahan, juga yang paling penting berani dan harus kuat ! Karena saat ini hanya aku sendiri yang harus berubah untuk diriku sendiri. Tidak ada orang lain yang dapat melindungi diriku karena semua sudah tidak ada yang mendampingiku.

Begitulah sedikit-sedikit aku mulai belajar tipe-tipe lelaki yang datang ke klub, aku jadi tahu apa keinginan mereka sebenarnya. Memang kalau diperhatikan 'menemani' mereka itu mudah, tapi sebenarnya susah apalagi dikaitkan kan dengan rayu merayu agar mereka mengeluarkan uang untuk mentraktir kita minuman, lebih lama lebih baik.

Tapi dengan tahu dan mengerti mereka jadi lebih mudah, bahkan menolak dengan halus tangan-tangan jahil mereka berbuat jauh, kecuali memang benar menginginkannya. Barulah kembali dirayu berapa transaksi untuk itu. Tentu saja ada yang paling penting bagi wanita-wanita seperti kita yang berprofesi pekerja malam yaitu adalah mens atau datang bulan dan tentu saja kebobolan alias hamil. Tak jarang datang bulan tidak teratur sehingga agak menyulitkan dan bila itu terjadi si bos akan meminta kita libur sampai semua selesai. Begitu pun tentang yang satu itu yaitu hamil walau pemilik klub sudah menyediakan sewadah besar kondom dan juga minum jamu atau obat apalah itu yang disediakan khusus agar jangan sampai kebobolan ! tapi tetap kalau ada yang lolos mau tidak mau kita harus ... aborsi !

Dosa kita semakin besar, tapi apa daya hidup harus berjalan. Semuanya membutuhkan uang untuk bertahan hidup, kalau begitu carilah pekerjaan halal ! tapi itu butuh modal ... bla ... bla ! Tantangan selanjutnya adalah dari satpol pp, polisi dll, yang sudah beberapa kali klub ini di brendel. Padahal si pemilik atau si bos sudah membayar cukup besar baik yang resmi maupun ilegal. Yang resmi tentu saja pajak yang bermacam-macam itu. yang ilegal pun konon sudah ditempuh ada aparat keamanan yang menjamin tidak akan ada penyegelan, penggerebekan dll tapi itu bohong dan ada permainan politik dan uang ... ah sudahlah aku pusing !

Aku akan cerita saja bagaimana trik dan rahasiaku untuk menggaet para pelanggan. Seperti hari ini aku dan beberapa temanku, oh ya disini ada seseorang penilai berapa dari kami harus menemani para tamu, orang ini adiknya si bos ko ahong namanya bertubuh kurus, rada botak tapi masih punya sedikit rambut dan yang khas sukanya merokok dan alkohol. dia duduk di depan pintu masuk. Dia bisa menilai siapa 'bos' nya kalau ada tamu lebih dari 2 orang.

Mereka biasanya kalau berkelompok merayakan sesuatu dan pasti ada yang punya uang untuk meneraktir semuanya, rata-rata seperti itu, ko Ahong sangatlah hebat dalam menilai itu jadi kami yang harus menemani dia secara khusus.

Para tamu akan diantar ke ruangan yang sesuai keinginan mereka, tapi rata-rata sih di ruangan karaoke bisa banyak hiburan dan suasana menjadi meriah. Sementara kami yang bertugas berkumpul dalam suatu ruangan, manajer kami adalah istri ko Ahong sendiri yaitu Ci Minmin tubuhnya rada gemuk dan khas selalu membawa kipas, dialah yang menentukan siapa yang berhak menemani tamu baik yang junior maupun senior sesuai info suaminya. Bahkan untuk yang senior, ada pelanggan setia yang sudah mempunyai wanita favoritnya. Mereka akan memberikan apa saja untuk wanita yang disukainya itu tak perduli mahalnya minuman dan pelayanan yang diberikan, biasanya wanita itu ditempatkan dengan fasilitas khusus di ruangan lain. dan itu tidak banyak.

"Oke, tadi saya mendapat info ada 3 orang tamu, semuanya punya uang ! jadi saya akan kasih mereka satu-satu dari kalian !" ujarnya semua terdiam berharap mereka yang terpilih, semuanya sudah berdandan sebaik-baiknya dan memakai pakaian se seksinya.

"Jadi yang pertama Shinta !" Ci minmin mulai mengabsen untuk siapa yang menemani. Shinta gadis dari Ambon kulitnya hitam manis dan rabut ikal panjang sebahu tersenyum dan bersiap untuk melayani para tamu.

"Yang kedua ... Vivi !" gadis bertampang chinese bertubuh ramping dengan tubuh mulus.

"untuk yang terakhir ....Dena !" gadis berpayudara cukup besar dengan rok ketat dan memperlihatkan kemontokan dadanya yang hampir keluar. Semua yang tidak terpanggil menghela nafas sedikit kecewa tapi malam masih panjang,

-------

Satu persatu yang lain mulai pergi untuk menemani tinggallah tiga orang termasuk aku.

""Kalau aku malam ini engga dapet tamu ! bagaimana aku bisa bayar kos !" ujar Mitha gadis cantik asal madura, rambutnya diwarnai coklat muda kaya penyanyi dangdut, dan jangan salah ia dulu ikut orkes dangdut keliling di kampungnya, dia bermimpi ingin menjadi penyanyi dangdut terkenal suatu hari nanti, maka hijrahlah ia ke ibu kota tapi apa mau dikata akhirnya dia ada di klub. Dan ia seorang janda beranak satu entah ayahnya siapa.

"Ih si teteh mah, ari kemarin dapet ko udah abis ?" tanya si Imel orang bandung usianya sama denganku 18 tahun. ya, sudah satu tahun aku disini tak terasa. Tapi bedanya suaranya kaya anak kecil manja gitu.

"Ya abis lah, buat belanja makan sama keperluan anak ! belum lagi peralatan mike up dan baju !" Jawabnya, itu adalah satu problem yang di miliki ibu tunggal.

"Oh gitu, kalo Imel mah ... eh sama aja sih tapi tanpa anak !" ujarnya menggemaskan. Aku hanya tersenyum, oh ya aku sekarang tidak tinggal dengan mba Sri. Lagi pula ia sudah pulang kampung dan pengen cari kerja lain, dan mau tidak mau akupun harus pindah karena terlalu mahal dulu sih bisa patungan, untungnya tidak jauh dari situ ada kos perempuan yang tidak terlalu mahal dari rumah kontrakan.

"Ayo, anak-anak hari ini kebetulan klub penuh dan kalian beruntung untuk melayani tamu !" senyum Ci Minmin mengembang begitupun kami bertiga.

"Tapi tamu kita kali ini berempat dan katanya hanya satu orang yang punya duit jadi manfaatkan sebaik-baiknya dan kamu Mitha tugas kamu !" Mitha tersenyum lebar dan kami berdua hanya ikut saja. Kami pun bersiap dan menuju ruangan karaoke yang terakhir.

Tapi kami mengintip dulu tamu yang datang, ada ruangan khusus untuk itu, Setelah itu kami pun masuk 2 orang di antaranya agak pendiam sedang yang lain cukup aktif rata-rata berumur 30 tahun. Kami semua tidak perduli kalau ada cincin melingkar dijari mereka. Itu urusan mereka dirumah sedang disini menjadi bagian kami.

Aku duduk dekat yang bertubuh gemuk, sementara Imel melayani dua orang dan Mitha dengan yang dianggap bos di antara mereka. Awalnya sih masih normal ketika pesan minuman oke-oke saja, kemudian kami semua bernyanyi karaoke lagu pop. Mitha dan Imel berusaha memeriahkan suasana.

Sementara aku melirik lelaki yang termasuk ganteng walau bettubuh gemuk hanya dia yang tidak begitu suka bersenang-senang,

"Mas mau minum ?" tawarku kepadanya sambil tersenyum, ia hanya mengangguk tapi sedikit.

"Ada masalah ya ?" tanyaku, aku berusaha mengajaknya mengobrol dia diam saja. "Sebaiknya dilupakan saja sebentar dan bersenang-senang !" tambahku.

"Aku engga bisa !" jawabnya.

"Kenapa ?"

"Perusahaanku diambang kebangkrutan ! aku sebenarnya menunggu investor, tapi sampai sekarang belum ada kabar !" jawabnya sambil menunduk aku tertegun. Ko Ahong salah nih dia bos nya bukan yang itu.

"Oh, mungkin besok mas ! lalu mereka siapa ?" tanyaku.

"Hanya temanku, mereka yang mengajak ! awalnya tidak mau, tapi mereka memaksa akhirnya ikut !"

"Satu kerjaan ?" dia menggeleng.

"Bukan, aku memang sering menetraktir mereka ! tapi mereka tidak perduli apa aku punya uang atau tidak !" Aku tertegun, ini adalah satu rahasiaku mendengarkan mereka. mungkin aneh, tapi ini adalah membangun kedekatan walau sebentar. semua tamu yang hadir disini memang mencari kesenangan tapi kesenangan dari apa ? lelah atau masalah yang terjadi di luar dilupakan sebentar.

"Hai bro, sekarang giliran elu !" tanya temannya.

"Bagaimana, kalau Mitha, ia penyanyi loh !" ujarku memotongnya dan melirik padanya dan dibalasnya untungnya ia mengerti.

"Hmmm oke baiklah kita karaokean lagu dangdut ya !" Mitha pun berdiri dan disambut meriah. Lagu dangdut pun mengalun sementara Imel tak mau kalah ia pun berjoget, tak lama salah seorang keluar dari kamar ruangan karaoke semua tertegun, tapi aku memberi tanda untuk terus dilanjutkan.

Itu adalah tamu yang kulayani ia mendapat telpon dari seseorang dan memutuskan untuk menerimanya di luar, aku sih berharap itu berita baik, tak lama dia kembali dan duduk disebelahku.

"Dari siapa mas ?" tanyaku, dia tiba-tiba tersenyum sumringah.

"Wah selamat ya mas ! ayo kita rayain !" aku memberikan gelas kepadanya tapi dia menolak dia berbisik kepadaku aku tertegun.

"Serius mas itu mahal loh !" dia memberi tanda tidak masalah."Baiklah tunggu sebentar ya, oh ya mau berapa gelas ?' tanyaku ia pun berbisik padaku aku pun mengangguk. Aku pun berdiri dan keluar, Mitha dan Imel melirik kemudian aku memberi tanda sambil mengedipkan mata, ya kita punya semacam kode rahasia.

Mitha dan Imel tak percaya, tapi itu justru tambah semangat ia pun mengajak tanu ku untuk bernyanyi bersama dan kali ini berhasil. Aku keluar untuk memesan minuman yang diinginkan yang mahal, itu pun tidak masalah mau tamu yang junior atau senior asal mau membayar saja.

Setelah itu aku pun masuk kembali dan bergabung, tak lama seorang pelayan masuk dan membawa sesuatu.

"Wow Whisky !" seru teman-temannya terkejut, satu botol tersaji di meja lengkap gelas dan es satu ember kecil, tapi itu belum cukup datang lagi satu pelayan membawa dua pizza besar dan pesta pun dimulai.

"Oke semua, ini pesta terakhir buat kita !" ujar lelaki bertubuh gemuk.

"Terakhir maksudnya ?" tanya yang lain. Lelaki itu tersenyum.

"Terima kasih untuk teman-teman yang selalu ada buat gue ! tapi sayang gue ... akan pindah ke kota lain ! jadi ini perpisahan untuk kalian semua, jangan khawatir entah kapan kita bertemu kembali dan semuanya gue traktir termasuk para wanita cantik yang sudah menemani !" lanjutnya. akhirnya semua bergembira.

Malam itu menjadi malam yang indah, karena kita mendapatkan tips setara sama yang didapat Senior ...

Bersambung ....