Aku memang sudah setahun tinggal di Jakarta, sejauh ini termasuk baik-baik saja pekerjaanku di Club. Maksudku belum punya konflik dengan yang lain, disini memang di jaga banget karena bila ada, akan merusak bisnis. Kalau pun ada yang nyinyir akan diberi peringatkan, bila masih maka dipecat akhirnya.
Setahun menemani para tamu, baru 4 kali aku mendapat permintaan tidur bersama. Biasanya mereka rata-rata dalam keadaan mabuk ujung-ujungnya minta seks, aku tidak bisa menolak tapi aku bisa membuat mereka melakukan perjanjian untuk itu, biasanya sih mereka tak perduli yang penting bisa menikmati gairah yang sudah tak tertahankan.
Tanda-tanda para tamu itu sudah ku pelajari. Kali ini ada 3 tamu dan 2 wanita yang menemani, sejak awal satu orang dari mereka sudah memandang mesum kepada kami berdua, kebetulan teman aku yang menemaninya sementara aku dengan 'si bos'. Indah temanku tak begitu suka dengan tuh cowok, bukan karena jelek ya ! tapi sedang tidak ada mood, dia beberapa kali memberikan tanda kepadaku dan aku mengerti, diam-diam kami bertukar posisi.
Ternyata dia tak keberatan mau dengan siapapun yang jelas ia bisa melakukan apapun keinginannya, tangannya mulai menggerayangi pahaku bukan dengan usapan tapi dengan remasan.
"Ayo dong mas, minum dulu supaya kuat !" rayuku, dia pun menerimanya.
"Aku pengen cium kamu !" lelaki itu memintanya. aku tersenyum.
"Boleh, setiap satu minuman aku akan cium kamu, bagaimana ?" tanyaku dia setuju. Begitulah satu minuman aku cium dari pipi, kening akhirnya nempel di bibir, tangannya mulai nakal dirabanya aku dari paha kini ke dada.
"Jangan disini ?" tolakku dengan halus dan aku membisikan agar pindah ke kamar di telinganya sambil menyentuh pahanya dia. "Tapi ada syaratnya !" ujarku manja, dan dia setuju tanpa berpikir dua kali.
Lalu bagaimana adakah rasa gairah ? setelah pemerkosaan yang pernah ku alami, karena dalam keadaan mabuk para lelaki dan termasuk aku, jadi aku melakukannya dalam keadaan tidak sadar juga, walau begitu aku berusaha awalnya dalam keadaan aman alias menggunakan kondom, karena sebelum kita bermain seks masih sadar setelah itu merayunya untuk aku memesan minuman agar bisa permainan semakin panas dan biasanya mereka tak menolak pada saat itulah dia serta aku juga ikut mabuk.
-----------
Tak lama aku dipindah ke kelompok senior, terkejut dan menyangka. Ada alasan kenapa aku pindah Ci Minmin melihat perkembanganku yang baik ketika melayani para tamu, ternyata menjadi senior itu enak, ruangannya ber ac, kulkas kecil, sofa empuk dan punya meja rias sendiri dan kalau ada tamu ngajak ngamar ruangannya seperti hotel.
Kalau gosipnya para pelanggan senior tamunya paling banyak gadun tapi kaya, aku menatap di cermin melihat wajahku, aku tidak mau dandananku berlebihan. Pakaian ini sudah di sediakan disini di gantung dan banyak pilihan tapi model dan bentuknya tidak kusuka, bling-bling dan kainnya kebanyakan menerawang dan belahannya rendah. Sebenarnya aku tidak keberatan berpakaian seksi.
Mungkin kalau sudah jadi wanita favorit aku bisa beli baju pilihanku sendiri. Pintu kamar terbuka seorang wanita cantik namanya sama dengan ibuku Ayu cantik, seksi seperti seorang model.
"Dasar lelaki brengsek !" makinya dia mengeluarkan sebungkus rokok dan menyalakannya kemudian menghisapnya.
"Oh, semua lelaki emang brengsek !" ujarku,
"Elu tahu engga ? dia berjanji untuk mengorbitkan gue jadi artis ! gue sudah berkorban banyak !" sudah banyak yang seperti itu, di iming-imimg serta janji-janji tapi itu hanya omong kosong.
"Belum nasibnya kali mba !" jawabku, Dia menatapku tajam dari ujung rambut sampai kaki.
"Elu, orang baru ya ?" tanyanya.
"Iya mba salam kenal ! aku Mirna baru kemarin di pindah ke senior !" jawab ku sopan.
"Oh pantes !" setelah itu datang beberapa wanita lagi, mereka berbeda jauh dari para junior, fashionable, pakaian bagus dan juga tas serta perhiasan mencolok. Kini ada 4 orang termasuk aku, ketiganya mengobrol tanpa menyapa atau sekedar say hello kepadaku. Aku tahu masih baru, tapi ada jarak di antara kami berbeda dengan di Junior.
Akhirnya ada 6 orang yang ada di ruangan itu, aku duduk di sofa hanya diam seperti tidak terlihat oleh mereka, tak lama masuklah seorang lelaki bertubuh gemuk dan melambai alias banci.
"Aduh ne maaf ! akika terlambat ! biasa ada si komo lewat !" ujarnya meminta maaf.
"Engga apa-apa say !" jawab mereka, aku sempat bingung dia siapa ya ? akhirnya aku mengerti dia seorang penata rias, kaya artis aja pake seperti ini. Apa ini fasilitas yang diberikan oleh si bos buat Senior ? pantes banyak di harapkan dan diinginkan.
Mereka banyak mengobrol dan bergosip tentang apapun, akhirnya semua selesai.
"Oke, selanjutnya !" lelaki gemuk itu menatapku. Aku pun berdiri dan duduk di depan meja rias.
"Ini siapa yang rias ?" tanyanya kepadaku aku pun menjawab, setelah itu semua di hapus.
"Orang baru ya ?" tanyanya aku mengangguk.
"Berapa umurnya ?" tanyanya sambil mendandaniku, emang harus gini ya di senior kaya mau naik panggung.
"18 tahun tapi sebentar lagi mau 19 !" jawabku,
"Pantes masih muda ne ! kulitnya masih mulus !" ujarnya, perempuan yang lain melirik dan menatap dirinya.
Tak lama seorang lelaki pertampang chinese berumur 40 dan agak gemuk masuk rapi memakai setelan jas, dia pun cipika cipiki kepada perempuan yang ada disini kecuali aku, Kalau tidak salah nama ko Charlie yang masih keluarga si bos juga.
"Hallo semua, sudah siap ? kita kedatangan tamu VIP malam ini !" suaranya lemah lembut dan gemulai.
"Ko aku engga mau sama yang tentara itu deh sekarang !" protes salah seorang.
"Kenapa sayang ?"
"Dia mainnya kasar !" katanya sambil cemberut.
"Oke, itu gampang di atur sayang !"
"Aku engga main dulu ya, ko lagi datang bulan nih ! kalau sekedar nemenin si boleh !" ujar yang lain. hmmm ... disini boleh kaya gitu ya ? dan banyak ini itunya dan dengan tenang ko Charlie menanggapinya dengan sabar. setelah itu mereka keluar kecuali aku ?
"Anu ... mas ko aku engga diajak ?"
"kamu itu masih baru, dikasih wejangan dulu !" jawabnya aku hanya mengangguk akhirnya selesai juga aku tertegun melihat penampilanku.
"Bagaimana ? cantikan ? nanti rambutnya potong ya biar fresh !" aku hanya mengangguk.
"Terima kasih ! apa memang harus seperti ini ?" tanyaku heran.
"Ya iyalah ! tamunya juga beda dan engga sembarangan !" tak lama ko Charlie masuk dan melambai padaku untuk duduk di sofa, aku menurut.
"Duh capenya, lebih baik menangani orang baru daripada yang lama ! coba lihat banyak tingkah, pengen ini itu ! kalau orang baru kaya gini nurut, mau apapun juga !" curhatnya.
"Kayak artis aja !" timpal penata rias.
"Oke, pertama aku akan ganti nama kamu bukan lagi Mirna lagi itu udah basi, kamu akan menghadapi yang baru ! hmmm apa ya namanya ... ?" dia terdiam dan kemudian matanya terbelalak sepertinya punya ide,
"Renata ... nama yang berkelas ! kamu engga keberatan ?" tanyanya, aku hanya mengangguk aja.
"Bagus, kamu akan di kontrak selama 2 tahun ... selama itu kamu tidak boleh pacaran, pindah ke tempat lain atau pun keluar, semuanya yang menentukan saya dari tamunya, pakaian dan sebagainya, gaji kamu di potong 20 % dari penghasilan ...Oke ?" tanyanya aku hanya bengong tidak mengerti apapun juga, akhirnya aku hanya mengangguk.
"Bagus, kamu boleh pulang !" ujarnya "Oh iya ini hp buatmu, sudah ada pulsa dan no ku ! nanti aku menghubungimu !" setelah itu pergi. aku menghela nafas.
"Jadi beneran aku disuruh pulang ?" tanyaku tak percaya.
"Kamu beruntung sayang !" jawab lelaki gemuk bernama Dodi,
"Maksudnya ?" aku tak mengerti.
"Kamu udah masuk sebagai wanita panggilan kelas atas !" jelas Dodi dan aku tertegun,
"Besok kita pergi ! ini no telpon ku nanti ku hubungi !" ujarnya sambil mengambil hp dan mengetik nomornya.
"Emang mau kemana ?" tanyaku.
"Rahasia ! yuk gue duluan ya Renata ... !" Dia pun pergi, jadi sekarang aku jadi pelacur ? mau kelas bawah atau atas sama saja kan ? yang jelas ini kehidupan baru lagi buatku ...
Bersambung ....