webnovel

1. Prolog

Suara Ayam jantan berkokok saling bersautan. Suara sepeda motor dan langkah kaki Orang berjalan ke pasar sangat ramai, itu artinya hari sudah pagi. Orang-orang sudah mulai melakukan aktivitas nya masing-masing, begitu juga dengan Agus, yang sangat sibuk mengecek pesanan Kue pelanggannya. Tangannya sangat cekatan, mengemas dan memasukan kue ke dalam kardus yang biasa untuk mengantar kue pesanan. Kedua matanya Agus sesekali melihat catatan yang di buat oleh Ibuknya. Ia tidak ingin ada pesanan yang terlupakan. Bukan karena ia takut di marahi oleh Ibunya tetapi ia tidak ingin pelanggannya merasa kecewa dan berpindah membeli ke pedagang kue lain.

Ia melakukan pekerjaan ini, sudah sangat cukup lama. Dari ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Waktu itu Ibuknya masih berjualan kue keliling dari rumah ke rumah dan menitipkan di warung-warung tetangga dan kantin Sekolah. Sampai akhirnya, Ibuknya Agus memiliki Uang cukup untuk mengontrak tempat di pasar. 30 menit waktu berjalan belum juga ia menyelesaikan pekerjaannya. Karena pesanan kue pagi ini sangat banyak. Kopi hitam yang dibuatkan oleh Ibuknya sebelum berjualan ke pasar tidak sempat ia minum. Ia sangat terburu buru, karena pesan Kuenya ini harus sampai sebelum jam 06.00.

Ting! Begitu suara WhatsApp nya Agus, Seketika kedua matanya tertuju ke ponselnya yang ia taruh di atas meja Tv. Ia bergegas mengambil ponselnya lalu membuka WhatsApp. "Nak Agus bagaimana pesanan kue Saya? Apakah Nak Agus Sudah Sampai di rumah Saya?

Saya masih belanja di pasar,"

Begitu isi pesan WhatsApp dari pelanggan nya. Semenjak ponsel Ibuknya rusak karena jatuh saat berjualan di pasar, Nomer ponselnya Agus lah yang di pakai Ibuknya untuk berjualan.

Seketika saja jantungnya berdetak dengan kencang, ia merasa takut kalau pelanggan nya marah. Langsung dia menjawab dan mengetik "Saya berangkat sekarang Buk Ayu," Dan ponselnya langsung ia masukan ke dalam saku celananya, dan mengambil pesanan jajan yang di bungkus plastik merah.lalu ia segera menuju ke halaman rumah, untuk mengambil motor nya. Dan langsung saja menuntun Motornya keluar pekarangan rumah. Ia tidak ingin suara Motor kesayangannya itu Membangunkan Bapaknya yang sangat capek. Bapaknya baru saja datang dari luar kota. Bapaknya Agus bekerja menjadi supir pribadi dan sering sekali ditugaskan menghatarkan bos nya tugas di luar kota.

Pukul 06.30 WITA. Agus sudah selesai mengantar semua pesanan kue nya. Hatinya sangat lega sekarang, karena ia tidak mengecewakan pelanggan dan sampai tepat waktu. Lalu ia menuju ke pasar untuk membantu Ibuk nya berjualan kue. Dari tempat ia menghatarkan kue pesanan ke pasar, jaraknya tidak begitu jauh.Sekitar 10 menit, tetapi ia tetap saja memacu sepeda motor nya dengan cukup kencang. Ia harus secepatnya tiba di pasar. Biasanya kalau pagi hari, ramai Orang yang membeli Kue. Ibuk nya kewalahan melayani pelanggannya sendirian. Ia tidak ingin pelanggannya mengantri terlalu lama. Sampai di parkiran pasar, ia memarkirkan sepeda motornya di pojok, ia merasa tempat terbaik untuk Motor Honda Supra kesayangan nya, karena tempat ini tidak begitu banyak yang parkir, hanya para pedagang saja. Jadinya sangat mudah untuk ia mengeluarkan Motor nya ketika ia pulang. Motor yang dipakai Agus ini, sudah lama dibeli oleh Bapaknya. waktu Agus berusia 10 tahun. waktu itu Bapaknya mendapatkan pembagian asil dari memelihara kambing milik Tetangganya.

Dari kejauhan sudah terlihat Ibuknya sibuk melayani pembeli.Karena itu, Agus mempercepat langkah kakinya dan sesekali menyapa Teman - temanya di dekat tempat Ibuknya berjualan. Ketika Ibuknya melihat Agus sudah tiba, tanpa berbicara sepatah kata pun, ia langsung mengambil beberapa bungkus Kue yang berada di atas meja jualannya dan langsung bergegas mengantarkan kue ke dalam pasar.

Dengan cekatan Agus melayani pelanggannya dan sesekali memberikan senyuman termanisnya. Ia tidak pernah merasa malu karena dengan berjualan Kue, bisa membantu pendapatan Kelurganya. Banyak Teman- teman Ibuknya di pasar sangat kagum dan memuji Agus karena Ia "Anak tunggal," Biasanya Anak tunggal itu kebanyakan manja. Tiba-tiba kedua matanya Agus tertuju di kios besar yang berada sebelahnya. Disana ada Ayu Dewi dan Orang tuanya sedang sibuk melayani pembeli. Mereka berjualan sembako dan Sayur mayur. Ayu adalah gadis yang berambut panjang dan berkulit kuning langsat. Matanya sipit seperti orang jepang. Itu yang menyebabkan Ayu sangat populer di pasar ini. Pemuda yang berjualan di pasar banyak yang ingin menjadikan Ayu kekasih. Begitu juga yang di rasakan oleh Agus. Ia sangat mengagumi Ayu dari pertama ia bertemu di Pasar ini. Keluarga Ayu berjualan di pasar ini baru sekitar tiga tahun.Sebelumnya berjualan di Pasar terbesar di Denpasar. Karena Pasar itu mengalami kebakaran, Keluarga nya Ayu memutuskan untuk berjualan di pasar ini.

Sekarang Jam di ponselnya Agus menunjukan pukul 07.00 wita. Belum juga Ibuknya datang dari dalam pasar mengantarkan pesanan kue. Hatinya mulai cemas, ia takut terlambat datang ke Kampus. Hari ini, ia harus tiba pukul 08.00 pagi. 5 menit menunggu akhirnya Ibuknya datang dan Agus segera pulang. Tidak lupa ia berpamitan dan mencium tangan Ibunya.

Tiba di rumah, Agus langsung masuk ke kamar tidurnya, mengambil handuk putih yang tergantung di towel hanger yang menempel di dinding kamarnya. Ia segera bergegas masuk ke dalam kamar mandi yang ada di luar kamarnya. Ia membersihkan diri dan mandi secepat kilat yang ia bisa. Tak butuh waktu lama, hanya 10 menit Agus selesai mandi. Agus langsung memakai pakaian kuliahnya, hanya menyisir rambutnya dan mengusap kan handbody di Tangan dan Kakinya, ia menenteng tas kuliahnya lalu bergegas ke luar kamar untuk sarapan pagi.

Sepi, keadaan rumahnya tak ada siapa pun disana karena bapaknya sudah berangkat kerja ,sewaktu Agus membantu Ibuknya di pasar. Sesampainya di dapur, Agus langsung menyantap nasi dengan lauk sayur bening dan sambel terasi. Jangan di tanya rasanya, karena sudah pasti enak. Seperti biasa sebelum Bapaknya berangkat kerja menyempatkan membuatkan sarapan untuk Agus.

Jam Tangan yang ia pakai menunjukan pukul 07.30 wita. Dengan memakai jaket berwarna hitam Agus sudah siap untuk berangkat ke kampus. "Semoga saja tidak hujan," begitu Agus berdoa di dalam hatinya. Karena langit pagi ini mendung. Dengan perlahan ia menyusuri gang di depan rumahnya, karena banyak ada Anak-anak yang bermain Sepeda gayung. Pagi ini Jalan raya menuju kampusnya Agus sangat ramai tapi tidak begitu macet. Masih bisa ia berkendara dengan kecepatan sedang. Sekitar 10 menit berkendara tiba- tiba ponselnya Agus berbunyi "Ting! itu tandanya ada pesan WhatsApp. Tanpa berpikir panjang ia langsung menepi, pas didepan pangkalan Ojek ia berhenti. "Jangan- jangan ada pesanan kue lagi," begitu ia berpikir. Belum sempat ia membuka ponselnya, tiba- tiba terdengar panggilan " Ojek pak," dan Lelaki itu langsung naik di Sadel motornya.